CONTOHTEKS
 

Adaptasi Pada Tumbuhan

 

CONTOHTEKS.NET – Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk: memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan); mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas; mempertahankan hidup dari musuh alaminya; bereproduksi; merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
Makhluk hidup melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan di sekitar habitat tempat hidupnya tidak terkecuali tumbuhan. Adaptasi yang dilakukan makhluk hidup bertujuan untuk dapat bertahan hidup dari kondisi lingkungan yang mungkin kurang menguntungkan.
Sebagian tumbuhan menunjukkan adaptasi tingkah laku dalam hidupnya. Misalnya, daun putri malu (mimosa mudica ) segera menutup jika disentuh. Hal tersebut merupakan adaptasi untuk melindungi diri dari serangan hewan. Dengan menutupnya daun, maka hewan herbivore sulit membedakan antara ranting berduri dengan daun. Ada tumbuhan yang membelokkan batangnya ke arah datangnya cahaya, ini merupakan adaptasi tingkah laku terhadap pengaruh cahaya.

Adaptasi Tingkah Laku Pada Tumbuhan

1. Seismonasti/tigmonasti
contoh : tumbuhan putri malu menguncup daunnya jika disentuh sehingga tampak seperti layu dan tidak enak dimakan. – tujuannya untuk mengelabuhi pemangsa yaitu hewan herbivora.
2. Termonasti
Tumbuhan yang gerakannya dipicu oleh perubahan suhu. Perubahan suhu dipicu oleh perubahan intensitas cahaya sehingga disebut fotonasti. – contoh : bunga pukul empat pada siang hari layu saat pagi dan sore mekar.
3. Niktinasti
Gerakan tumbuhan yang dipicu oleh keadaan gelap. Dalam kondisi gelap tekanan turgoro pada tangkai daun menurun sehingga daun menjadi layu. – misalnya tumbuhan polong-polongan (lamtoro/petai cina)
4. Meranggas
Menggugurkan daunnya pada musim kemarau, misalnya: jati, randu
5. Estivasi
Adalah mematikan sementara bagian tubuhnya yang ada di atas permukaan tanah untuk mengurangi penguapan pada musim panas. Misalnya jahe, rumput.
6. Tropisme
– Fototropisme: adalah gerak tumbuhan yang mengikuti arah datangnya cahaya.
– Geotropisme: adalah gerak bagian tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan grafitasi
bumi. Misalnya akar tumbuhan selalu tumbuh ke bawah menuju pusat bumi.
– Hidrotropisme: adalah gerakan akar tumbuhan menuju sumber air.
Penyesuaian Diri Tumbuhan Terhadap Lingkungan
Penyesuaian diri tumbuhan terhadap lingkungannya terbagi atas 2, yaitu, dilansir dari laman Mariotha.com:
1. Berdasarkan Tempat Hidupnya
Tumbuhan juga menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tumbuhan bisa hidup di air dan daratan. Bagaimana tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya? Marilah kita bahas uraian berikut.
a. Tumbuhan hidup di air
Penyesuaian Diri Tumbuhan Terhadap LingkunganTumbuhan yang hidup di air contohnya teratai, enceng gondok, kangkung, dan genjer. Tanaman ini, mempunyai daun yang lebar. Mempunyai rongga udara pada batangnya untuk membantu penguapan. Akar yang kuat menancap di dasar untuk keseimbangan daun.
Tanaman air kebalikan dari tanaman di daerah kering. Tanaman ini berusaha melepas uap air sebanyak-banyaknya ke udara. Rongga udara berguna agar dapat mengapung.
b. Tumbuhan yang hidup di dua musim
Tumbuhan ada yang hidup di dua musim. Artinya tumbuhan mengalami musim penghujan dan kemarau. Pada saat musim penghujan air melimpah. Sedangkan saat musim kemarau air sangat sulit diperoleh.
Penyesuaian Diri Tumbuhan Terhadap LingkunganTumbuhan yang hidup pada dua musim memiliki ciri-ciri yaitu:
1) dapat menggugurkan daunnya pada musim kemarau (meranggas), dan
2) dapat melebarkan daunnya pada musim penghujan.
Contoh tanamannya, antara lain pohon jati dan mahoni. Pada musim kemarau pohon ini akan mengurangi daun. Pengurangan daun untuk mengurangi penguapan. Cemara mempunyai daun lembut dan meruncing. Sedangkan rumput akan menghabiskan daunnya, tetapi umbinya tetap hidup di dalam tanah.
c. Tumbuhan di daerah kering/gurun
Daerah gurun sangat jarang terjadi hujan. Sepanjang hari daerah ini disinari matahari yang terik. Tumbuhan pada daerah kering memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Berdaun tebal dengan lapisan lilin (untuk mengurangi penguapan)
Penyesuaian Diri Tumbuhan Terhadap Lingkungan2) Batangnya lebar menggembung (untuk menyimpan cadangan air)
3) Daunnya berupa duri
4) Akar menghujam jauh ke dalam tanah dan bercabang banyak.
Contoh tumbuhan gurun adalah kaktus. Pada saat kering kaktus akan menggunakan cadangan makanan, cadangan makanan tersimpan di batang. Bila cadangan makanan digunakan, batangnya mengerut. Tetapi saat hujan tiba batang kaktus mengembung lagi.
d. Tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain
Penyesuaian Diri Tumbuhan Terhadap LingkunganAda dua jenis tanaman yang menempel pada tumbuhan lain. Contohnya epifit dan parasit. Epifit adalah menempel pada tumbuhan lain namun tidak merugikan. Contohnya, anggrek, vanili, mentimun, dan anggur. Adapun tumbuhan parasit menempel pada tumbuhan lain dan bersifat merugikan tumbuhan inangnya. Contohnya benalu dan tali putri.
2. Berdasarkan Cara Melindungi Diri
Hewan bisa berlari, untuk melepaskan diri. Tetapi tumbuhan memiliki cara tersendiri melindungi diri. Tumbuhan mempunyai bagian tubuh untuk melindungi diri. Bagian mana sajakah tumbuhan bisa menjaga diri? Marilah kita pelajari bersama. Berikut adalah tumbuhan yang dikelompokkan berdasarkan cara melindungi dirinya.
a. Menggunakan duri
Duri tumbuh pada batangnya. Amatilah bunga mawar yang ada di tamanmu! Indah dan wangi ya, tapi hati-hati kalau kurang hati-hati terkena durinya. Contoh tumbuhan yang lain yaitu pohon salak, jeruk, dan bougenvil.
b. Menggunakan getah
Pohon memiliki getah yang sangat lengket. Getah akan keluar jika kulit pohon tergores atau rantingnya patah. Contohnya, pohon sawo, nangka, jambu mete, dan pohon karet.
c. Menggunakan bulu yang tajam
Penyesuaian Diri Tumbuhan Terhadap LingkunganAda tumbuhan tertentu yang melindungi diri dengan bulu yang tajam. Bulu yang tajam terdapat pada bagian batang. Bulu yang tajam dapat melekat kuat serta menyebabkan gatal-gatal. Contohnya bulu pada pohon bambu dan tebu.
d. Mengandung racun
Daun singkong sangat berbahaya jika dimakan mentah. Maka saat akan memakan daun singkong, harus direbusnya terlebih dahulu. Sehingga dapat menghilangkan racunnya. Daun ini aman dari hewan pemangsanya. Karena dapat menjadi racun bagi hewan-hewan tersebut.

BACA:  Kronologi Terjadinya Bandung Lautan Api

Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .