CONTOHTEKS
 

Isi yang Terkandung dalam Syair Perahu

 

CONTOHTEKS.NET – Syair berasal dari Arab yang berarti puisi atau sajak. Salah satu ciri syair adalah terdiri atas empat baris dalam satu bait dan bersajak a a a a. Syair merupakan salah bentuk karya sastra yang berupa puisi lama. Puisi lama meliputi gurindam, pantun, syair, dan talibun.
Pantun dan syair memiliki kemiripan dalam bentuk dan ikatan-ikatan. Perbedaan keduanya terletak pada rima dan isi. Selain itu, pantun dapat selesai dalam satu bait, sedangkan syair tidak selesai dalam satu bait, karena biasanya syair untuk bercerita.
Dalam syair terdapat unsur-unsur yang yang membangun struktur syair itu sendiri. Unsur-unsur itu meliputi tema, nada, suasana, dan pesan. Dalam pembelajaran berikut ini kamu akan diajak untuk menemukan tema dan pesan yang terkandung dalam syair.
Contoh Syair Perahu
Inilah gerangan suatu madah,
Mengantarkan syair terlalu indah,
Membetuli jalan tempat berpindah,
Di sanalah i’tikat diperbetuli sudah.
Wahai muda, kenali dirimu,
Ialah perhau tamsil tubuhmu,
Tiadalah berapa lama hidupmu,
Ke akhirat jua kekal diammu.
Hai muda arif-budiman,
Hasilkan kemudi dengan pedoman,
Alat perahumu juga kerjakan,
Itulah jalan membetuli lisan.
…………………………
Hamzah Fansuri
Syair perahu melambangkan tubuh manusia sebagai perahu yang berlayar di laut. Pelayaran itu penuh marabahaya. Jika manusia kuat memegang keyakinan la ilaha illa Allah, maka dapat dicapai tahap yang melebur perbedaan antara Tuhan dan hamba-Nya. Syair di atas merupakan simbolisasi manusia dalam menuju Tuhan. Penyair mengibaratkan dengan perjalanan di tengah lautan yang bekal utamanya tidak lain hanya keyakinan kepada Tuhan. Disini jelas digambarkan bahwa pertemuan hamba dan Tuhan itu sangat susah. Syair Perahu menekankan perjuangan yang sungguh-sungguh untuk sampai kepada tuhan.
Bait 1. Penulis ingin memberitahukan kepada para pembacanya bahwa ia akan menuliskan syair yang menggunakan bahasa-bahasa yang indah dan penuh dengan nilai-nilai estetika yang tinggi. Maksud dan tujuan menulis syair adalah untuk memperbaiki i’tikat ummat muslim.
Bait 2. Kehidupan ini hanya bersifat sementara saja dan semua manusia suatu saat akan menuju ke alam yang bersifat kekal. Seorang manusia yang hidup di dunia ini bagaikan sebuah perahu yang sedang berlayar di tengah lautan yang maha luas. Pelayaran ini tentunya akan menuju ke sebuah tempat yaitu alam akhirat.
Bait 3. Hidup harus berlandaskan pedoman yang sudah ada. Pedoman-pedoman itu dijadikan panduan dalam kehidupan sehingga masyarakat hidup bersatu dan hidup dalam kelompok masyarakat yang damai.
Bait 4 dan 5. Betapa pentingnya perbekalan selama dalam pelayaran di lautan yang luas. Ini bermakna bahwa manusia wajib membekali dirinya dengan berbagai keperluan atau kebutuhan nantinya di tempat yang akan dituju. Adapun perbekalan yang dimaksudkan di sini adalah seluruh amal perbuatan yang baik yang pada akhirnya membuat manusia menjadi taqwa.
Bait 6. Hidup ini penuh dengan berbagai tantangan yang hanya menunggu kesempatan untuk menantang hidup manusia.
Bait 7. Tantangan-tantangan yang hebat dapat melemahkan iman dan pegangan manusia.
Bait 8. Ombak dan ikan yang dimaksudkan oleh penulis adalah tantangan. Jika seseorang itu tidak teguh pendirian atau tidak tahan dengan tantangan, ia bisa mengalahkan manusia.
Tema dan Amanat
Tema : Keagamaan
Pesan agar dalam hidup harus memiliki pedoman hidup agar dapat memperbaiki diri.

BACA:  Landasan Hukum yang Melandasi Otonomi Daerah

Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .