CONTOHTEKS
 

Alasan Jepang Membentuk Organisasi Militer dan Semi Militer

 

CONTOHTEKS.NET – Pada tanggal 8 Maret 1942, telah terjadi kesepakatan antara Jepang dan Belanda mengenai penyerahan wilayah Indonesia yang tidak lagi menjadi milik Belanda melainkan beralih kepada Jepang. Setelah perubahan tersebut dilakukan, jepang akhirnya melakukan sedikit perubahan di Indonesia. Perubahan tersebut disambut baik oleh masyarakat Indonesia bahkan parahnya berhasil membius rakyatyang bersedia untuk membantu Jepang.

Japang yang dikenal dengan kelihaiannya memberikan harapan palsu kepada Indonesia. Sayangnya kejahatan yang dilakukan oleh jepang saat itu tidak bertahan lama karena  pada tahun 1943 terjadi perubahan politik dunia, di mana blok As (Jerman, dkk.) telah menderita kekakalahan di mana-mana. Jepang mulai cemas terhadap serangan balasan sekutu yang semakin ofensif dalam perang pasifik.

Kondisi ini membuat Jepang mulai bersikap lunak terhadap negeri-negeri jajahannya. Kepada bangsa Indonesia diberi kesempatan untuk ambil bagian dalam uruasan pemerintahan. Untuk itulah dibentuk Tjihio Sangi Kai (semacam Dewan Daerah) dan Tjuai Sangi In (semacam Dewan Rakyat) dengan Ir. Soekarno sebagai ketua dan RMAA Kusumoutoyo dan dr. Buntaran sebagai wakil ketua.

Perang Pasifik yang semakin mendesak kekuatan Jepang membuat Jepang mulai kembali memutar otak dan menemukan cara yaitu dengan meminta bantuan dari rakyat untuk menahan laju ofensif tentara Sekutu. Akhirnya pemerintah Jepang mulai memikirkan pengerahan pemuda-pemuda Indonesia guna membantu usaha peperangannya. Jepang mulai beralih ke strategi defensif di mana Indonesia menjadi front depan (Nugroho: 1993).

Berdasarkan keputusan sidang parlemen ke-82 di Tokyo, Perdana Menteri Tojo mengemukakan perlunya dibentuk barisan semi militer dan militer di Indonesia. Pada bulan Januari 1943 dibukalah sebuah pusat latihan militer untuk pemuda-pemuda Indonesia yang dikenal dengan ”Sainen Dojo” di Tanggerang. Seinen Dojo ini dipimpin oleh perwira pelatih Jepang Yanagawa, dibantu oleh M.Nakajima seorang Jepang yang besar di Indonesia dan pro terhadap Kemerdekaan Indonesia.

Di Seinen Dojo ini pemuda Indonesia diberi latihan militer yang sangat berat. Di tempat ini juga dibentuk karakter pemuda semangat dan keberanian berkorban tentara Jepang yaitu ”Seisin” . Karakter-karakter ”Seisin” seperti ”Tai atari”, ”Jibaku”, ”Harakiri” inilah yang kelak amat berguna dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di Sainen Dojo ini juga kelak lahir pahlawan-pahlawan kemerdekaan seperti Letnan Jenderal A. Kemal Idris, Letnan Jenderal A. Kosasih, dan Mayor Daan Mogot.

Keberhasilan Seinen Dojo dalam melatih pemuda-pemuda Indonesia membuat Jepang membentuk organisasi-organisasi semi militer lain dalam rangka membantu tentara Jepang dalam peperangannya. Dalam bulan April 1943 dibentuklah organisasi-organisasi pemuda yang diberi latihan militer, yaitu

1. Organisasi yang bersifat semi militer :

Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943 dan anggotanya terdiri dari para wanita yang berumur 15 tahun keatas.

2. Organisasi yang bersifat militer :

Pembentukan PETA atau yang lebih dikenal dengan Tentara Pembela Tanah Air lahir atas prakarsa salah seorang tokoh pergerakan nasional Indonesia yaitu R. Gatot Mangkuprojo melalui suratnya yang ditujukan kepada Saiko Shikan (Panglima Tentara Kenambelas) dan kepada Gunsekan (Kepala Pemerintahan Pendudukan Tentara Jepang).

Jadi sudah sangat jelas, alasan pembentukan dari organisasi militer dan semi militer adalah upaya Jepang untuk menarik simpati dan dukungan rakyat Indonesia, hal ini karena Jepang terdesak akan kehadiran Sekutu di Inonesia dan kekalahan Jepang dibeberapa tempat di Asia dan Pasifik. Tenaga Heiho banyak dikirim ke negara-negara yang telah dikuasai Jepang dengan tujuan mempertahankanya dari serangan sekutu.

BACA:  Kasus Uni Soviet dan Yugoslavia

Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .