CONTOHTEKS
 

Mengenal Unsur-Unsur dan Jenis Puisi

 

Puisi merupakan salah satu bentuk dari suatu karya sastra yang di dalamnya mengungkapkan tentang sebuah perasaan dan pemikiran dari seorang penyair yang menonjolkan beberapa sifat imajinasi.

Puisi kerap tersusun rapi dan unik juga fokus terhadap kekuatan dari beberapa gaya bahasa yang dipilih. Puisi juga umumnya memiliki struktur atau pola mandiri yang terdiri atas dua bagian yaitu struktur fisik dan yang lainnya adalah struktur bathin.

Berdasarkan atas penjelasan tersebut di atas maka dalam hal ini puisi dibedakan menjadi dua jenis yaitu puisi modern Indonesia dan puisi klasik Indonesia.

Puisi modern Indonesia adalah sejenis puisi yang ditulis atau dibuat tanpa memfokus / memperhatikan bait – bait yang spesifik, irama tertentu, baris – baris yang diperhitungkan serta irama.

Puisi jenis ini mengandung dua unsur pokok yaitu memperhatikan susunan fisik dan juga susunan bathin.

Adapun susunan fisik berhubungan dengan pemilihan kata – kata atau dikenal dengan istilah diksi, bahasa figuratif atau dikenal dengan istilah majas serta citraan atau dikenal dengan istilah pengimajian yang merupakan serangkaian susunan kata – kata guna mengungkap atau menggambarkan pengalaman serta ide – ide tertentu.

Sedangkan susunan bathin di dalam sebuah puisi modern Indonesia berhubungan dengan segala hal yang dipikirkan oleh penyair yang melibatkan perasaan – perasaan menyelimuti situasi jiwa si penulis.

BACA:  Sebutkan 3 Aspek dalam Menyunting Teks Anekdot?

Sedangkan puisi klasik Indonesia adalah berhubungan dengan susunan bathin mencakup suara serta situasi, topik – topik yang diangkat, amanat, serta perasaan.

Puisi jenis ini memiliki ciri khusus yaitu menggunakan bahasa khusus yang dipakai di dalam puisi, berhubungan dengan irama, matra, dan rima untuk selanjutnya merangkai menjadi satu ikat dengan larik dan bait.

Unsur – Unsur Fisik Puisi

Di bawah ini kami jelaskan beberapa unsur – unsur fisik pada puisi antara lain sebagai berikut: 

1. Diksi

Yang dimaksud dengan diksi adalah sebuah peraturan dan penentuan kata – kata yang dianggap pas di dalam suatu karya puisi.

Pemilihan kata – kata yang pas diharapkan akan mampu menghidupkan perasaan, situasi, serta keindahan dari puisi akan semakin dipertajam.

2. Majas

Yang dimaksud dengan majas dalam hal ini adalah merupakan salah satu gaya bahasa yang memiliki bentuk kiasan. Penulis atau para pengarang secara umum akan menggunakan bahasa – bahasa kiasan guna menciptakan puisi bersangkutan agar terlihat indah serta lebih menarik.

Bahasa kiasan dalam hal ini memiliki tujuan untuk dapat mengemukakan atau menjelaskan secara otomatis tentang makna yang akan dilukiskan oleh pengarang puisi.

3. Rima atau unsur bunyi

Unsur bunyi atau rima dikenal dengan istilah sajak. Merupakan sebuah pengulangan dari bunyi yang sifatnya berselang – selang terdapat di dalam larik sajak ataupun pada akhir dari larik sajak.

Pengulangan bunyi ini dibuat untuk ditujukan guna memberikan penambahan nilai agar menjadi lebih merdu dari puisi yang sedang dibuat.

Maksud yang tercermin adalah agar dapat memberikan dan menonjolkan dampak terhadap penekanan suara serta suasana yang digambarkan dalam puisi bersangkutan.

BACA:  Perwatakan Adalah?

4. Imajinasi atau citraan

Unsur ini digunakan untuk memancing dan menarik perhatian atau imajinasi dari para pembaca. Penulis atau pengarang puisi akan menggunakan kata – kata yang umum digunakan dan mudah ditangkap oleh para pembaca guna menjelaskan / mengungkapkan pengalaman – pengalaman imajinasi mereka.

Kata – kata yang diaplikasikan diharapkan dapat memberikan kesan tersendiri terhadap panca indra / perasa bagi para pembaca. Jenis citraan di dalam puisi adalah citraan dengar, citraan pandang, citraan rasa dan citraan kecap.

Jenis – Jenis Puisi

Berdasarkan atas keterangan yang kami berikan tersebut di atas dapat menjelaskan selanjutnya tentang jenis – jenis puisi antara lain sebagai berikut :

1. Puisi lama

Jenis puisi lama sering juga disebut sebagai puisi terikat. Adalah jenis puisi yang sengaja dibuat atau diciptakan sebelum para pujangga baru diikat oleh ketentuan – ketentuan tertentu dengan maksud tertentu pula.

Ketentuan dalam hal ini terfokus pada masing – masing jumlah baris di dalam bait, jumlah – jumlah kata di dalam baris dan jumlah – jumlah suku kata ataupun rima yang ditulis. Apa sajakah yang termasuk ke dalam puisi lama ini?

a. Pantun

Yang dimaksud dengan pantun adalah salah satu jenis dari puisi lama yang secara garis besar memiliki ciri – ciri di bagian baris ketiga dan keempat adalah merupakan isi, sebaris dari puisi berisikan 8 s/d 12 suku kata yang bersajak a-b-a-b, pada bagian baris pertama dan baris kedua merupakan sampiran, dan dalam satu bait terbagi ke dalam 4 baris.

BACA:  Apa yang Dimaksud Homonim dan Homofon?

Puisi lama bernama pantun ini bisa dibedakan menjadi 4 bagian berdasarkan atas isinya antara lain sebagai berikut : pantun anak – anak, pantun orangtua, pantun jenaka dan pantun anak muda.

b. Syair

Yang dimaksud dengan puisi lama berjenis syair ini adalah salah satu jenis puisi lama yang berasal dari daerah Arab dan memiliki ciri – ciri sebagai berikut : baris pertama hingga baris keempat merupakan isi, satu bait dari syair terbagi ke dalam empat baris yang bersajak a-a-a-a dan sebaris syair berisikan 8 s/d 12 suku kata.

c. Karima

Yang dimaksud dengan karima adalah sejenis pantun kilat yang khusus mempunyai ciri – ciri sebagai berikut : dalam satu bait terdiri dari dua bari dengan sajak a-a dan baris pertama adalah berupa sampiran dimana dilanjutkan dengan baris kedua adalah bagian isi.

d. Gurindam

Yang dimaksud dengan gurindam dalam hal ini adalah merupakan tipe puisi lama yang pertama kali diciptakan di daerah Tamil di India.

Memiliki ciri – ciri khusus yaitu sampiran mereka terletak di baris pertama, sedangkan baris kedua adalah isi.

Di dalam puisi ini berisikan tentang sekumpulan nasehat yang bersajak a-a dan terdapat jalinan kausal di bagian baris 1 dan baris 2. Sebait terbagi ke dalam 2 baris.

2. Puisi baru

Jenis puisi yang satu ini populer dengan sebutan puisi modern. Kemunculan puisi baru mulai dikenal ketika munculnya para pujangga baru.

Menjadi terkenal sejak tahun 1945 ketika seorang tokoh bernama Chairil Anwar memelopori puisi baru sebagai sebuah dekade baru di bidang puisi baru.

Maka selanjutnya lahirlah puisi modern yang dilatarbelakangi oleh estetika yang masih terlihat agak kaku karena memiliki peraturan – peraturan tertentu yang justru membelenggu diri seorang penyair dalam membicarakan ide – ide pikiran mereka tertuang di dalam puisi baru.

Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .