CONTOHTEKS
 

Kata Metafora Dalam Teks Ulasan

 

CONTOHTEKS.NET – Berbicara mengenai kata metafora, yang terlintas dalam pikiran Anda adalah salah satu jenis majas yang pernah dipelajari dulu saat duduk dibangku SMP dan SMA.

Majas metafora sendiri merupakan salah satu jenis majas yang menggunakan perumpamaan untuk membandingkan satu benda dengan benda lain yang menggunakan perumpamaan tidak biasa.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Metafora didefinisikan sebagai “pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yg sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.

Misalnya “pemuda adalah tulang punggung negara”.

Pengertian Metafora

Metafora adalah majas (gaya bahasa) yg membandingkan sesuatu dengan yang lain secara langsung. Metafora adalah gaya bahasa perbandingan.

Berbicara mengenai majas metafora, Anda tidak hanya menemukannya dalam satu kalimat saja atau membuatnya dalam bentuk kalimat. Majas metafora juga biasanya muncul dalam sebuah novel yang sengaja digunakan penulis sebagai alat komunikasi secara khas.

Dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa secara khas ini, menurut Teeuw, seringkali mereka memakai bahasa yang aneh atau istimewa, yang gelap atau yang menyimpang dari bahasa sehari-hari, yakni bahasa yang oleh masyarakat pemakainya dianggap sebagai bahasa yang normal.

BACA:  Jenis-jenis Konjungsi Berdasarkan Fungsinya

Tidak jarang ditemukan cara mereka mengungkapkan masalah yang sama, tapi dengan cara yang berbeda, baik berasal dari angkatan yang sama maupun dari angkatan yang berbeda. Mereka menyampaikan pikiran dan perasaan yang sama dengan gaya yang berbeda.

Gaya bahasa tersebut tentunya mampu memberikan daya ungkap sekaligus daya tarik pada sebuah karya sastra melalui lambang yang dipakai dan imaji yang ditimbulkan.

Sebagaimana yang disampaikan Sumardjo dan Saini (1986:27), jika diteliti lebih jauh, ternyata daya ungkap gaya bahasa, yang digunakan dalam puisi (juga prosa), seperti simile, metafora dan personifikasi itu datang dari daya ungkap citra (imaji) dan lambang yang dipakai dalam gaya bahasa-gaya bahasa itu. Citra dan lambang mampu memberi gerak dan memberi daya hidup. Citra dan lambang mampu mewakili dan menyampaikan gagasan, perasaan, maupun pengalaman pengarang pada pembaca.

Menyadari bahwa kekuatan gaya bahasa seperti itu, para sastrawan tidak menyia-nyiakannya. Mereka banyak menggunakan gaya bahasa dalam karya-karya mereka. Di antara beberapa jenis gaya bahasa kiasan yang banyak digunakan, metafora merupakan satu jenis gaya bahasa kiasan yang memiliki fenomena tersendiri.

Majas metafora tidak hanya dapat memperlihatkan hubunganya dengan institusi-institusi lain  dalam karya sastra seperti puisi, cerpen, novel, maupun roman, tetapi ia juga memperlihatkan fenomena keterkaitannya dengan segala sesuatu yang ada di luar dunia sastra.

BACA:  Apa yang Dimaksud dengan Formal?

Berikut salah satu contoh teks ulasan dari Novel “Laskar Pelangi” yang menggunakan majas metafora didalamnya.

– Mata Bu Mus berkilauan karena air mata yang menggenang.

( Hirata, Laskar Pelangi 6.19 )

Kalimat di atas merupakan kalimat metaforis dengan nomina mata Bu Mus, konsep mata, adalah indera yang dimiliki oleh manusia, sedangkan Bu Mus adalah sebutan atau prtedikat ataupaun julukan yang diberikan kepada seseorang. Namun konsep-konsep tersebut terkategori dalam ruang lingkup persepsi kehidupan manusia itu sendiri. Tingkatan ini terkategori tingkat human. 

– Pikiran ayahku melayang-layang ke pasar pagi atau ke keramba di tepian laut.

( Hirata, Laskar Pelangi 3.12 )

Kata melayang-layang menunjuk pada predikasi binatang yang dapat terbang seperti burung. Burung terkategori ke dalam persepsi makhluk bernyawa tetapi dia bukan manusia, melainkan hewan. Dalam hal ini burung termasuk dalam ruang persepsi kategori animate.

– Laki-laki cemara angin itu berlari pontang-panting sederas pelanduk.

(Hirata, Laskar Pelangi 96.3)

BACA:  Biografi Rossa Dalam Bahasa Sunda

Frase cemara angin, menunjuk pada konsep tetumbuhan, yaitu pohon cemara yang tinggi dan meliuk-liuk saat terterpa angin. Hal ini untuk menggambarkan sekaligus sebagai bandingan yang menjelaskan kepada kata laki-laki.

– Seruling dan gitar saling menggertak, menghardik dan

Membentak galak.

(Hirata, Laskar Pelangi 151.16)

Seruling, gitar adalah untuk mewakili perasaan pengarang yang ingin mengungkapakan suaranya, kata-katanya, yang merasa tertahan, sehingga diungkapkan dengan pernyataan saling menggertak..

– Jalan raya di kampung ini panas menggelegak dan ingar-bingar oleh

Suara logam yang saling beradu.

(Andrea Hirata, 2008. Laskar Pelangi/51)

Pada kalimat metaforis ini Andrea Hirata menggambarkan terrestrial dengan menggunakan konsep jalan. Jalan adalah sesuatu yang terhampar dan terikat oleh bumi, selain itu untuk mengungkapkan sesuatau yang lebih yaitu panas, pengarang memakai kata menggelegak. Pernyataan itu memunculkan asosiasi bahwa jalan itu panas sekali.

– Tatapan mata kharismatik menyejukkan sekaligus menguatkan hati.

( Hirata, dalam Laskar pelangi 210.11)

Pada kutipan di atas kata menyejukkan dikategorikan ke dalam substansi karena sifatnya yang lembam. Kata menyejukkan juga memberi penjelasan pada frase tatapan mata.

Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .