CONTOHTEKS
 

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembacaan Cerpen

 

CONTOHTEKS.NET – Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa. Dalam cerpen dipisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan (Kosasih dkk, 2004).
Uusur-Unsur Intrinsik

– Tema, yaitu pokok gagasan menjadi dasar pengembangan cerita pendek. Tema suatu cerita mensegala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan dan sebagainya. Untuk mengetahui tema suatu cerita, diperlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsur karangan itu. Bisa saja temanya itu dititipkan pada unsur penokohan, alur, ataupun pada latar.

– Plot atau alur, yaitu rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama sehingga menggerakkan jalan cerita melalui perkenalan klimaks dan penyelesaian.
– Penokohan dan perwatakan yaitu cerita pengarang menggambarkan dan mengembangkan watak para pelaku yang terdapat di dalam karyanya.
– Setting atau latar yaitu tempat dan waktu terjadinya cerita. Latar ini berguna untuk memperkuat tema, menuntun watak tokoh, dan membangun suasana cerita. Latar terdiri atas latar tempat, waktu dan sosial.
– Sudut pandang yaitu posisi pengarang dalam membawakan cerita.
Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya kepada pembaca atau pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, kritik dan sebagainya.
Ciri-Ciri Cerpen

– Bentuk tulisan singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel.
– Tulisan kurang dari 10.000 kata.
– Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain.
– Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya karena mengangkat masalah tunggal atau sarinya saja.
– Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi pelakunya.
– Tokoh-tokohnya dilukiskan mengalami konflik sampai pada penyelesaiannya.
– Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis dan mudah dikenal masyarakat.
– Meninggalkan kesan mendalam dan efek pada perasaan pembaca.
– Menceritakan satu kejadian dari terjadinya perkembangan jiwa dan krisis, tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib.
– Beralur tunggal dan lurus.
– Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam.
Struktur Cerpen

1. Tahapan abstrak merupakan ringkasan atau inti cerita. Abstrak pada sebuah teks cerita pendek bersifat opsional. Artinya sebuah teks cerpen bisa saja tidak melalui tahapan ini.
2. Tahapan orientasi merupakan struktur yang berisi pengenalan tokoh dan latar cerita. Pengenalan tokoh berkaitan dengan pengenalan perlaku (terutama pelaku utama) yang meliputi apa yang dialami. Pengenalan latar berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerpen. Latar digunakan pengarang untuk menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca. Dengan kata lain, latar merupakan sarana pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.
3. Komplikasi muncul diakibatkan oleh munculnya konflik. Pada tahap ini ditandai dengan reaksi pelaku dalam cerpen terhadap konflik. tahapan penjalinan konflik dimulai dari munculnya konflik, peningkatan konflik, hingga konflik memuncak (klimaks).
4. Tahap evaluasi ditandai dengan adanya konflik yang mulai diarahkan pada pemecahannya. Setelah konflik mencapai puncaknya tokoh (penulis) akan mengupayakan solusi bagi pemecahan konflik sehingga mulai tampak penyelesaiannya.
5. Resolusi adalah suatu keadaan di mana konflik terpecahkan dan menemukan penyelesaiannya. Pada tahapan ini ditandai dengan upaya pengarang yang mengungkakan solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh.
6. Koda adalah bagian akhir sebuah cerita pendek yang diberikan oleh pengarang yang menyuarakan pesan moral sebagai tanggapan terhadap konflik yang terjadi. Ada juga yang menyebut koda dengan istilah reorientasi. Koda merupakan nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah teks. Sama halnya dengan tahapan abstrak, koda ini bersifat opsional.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pembacaan Cerpen

Selama ini orang beranggapan, membaca cerpen merupakan sesuatu yang biasa, tetapi ternyata ada yang harus diperhatikan dalam membaca cerpen, yaitu:
1. Vokal atau Pengucapan
Vokal atau pengucapan ini mencakup intonasi dan artikulasi. Jelas atau tidaknya artikulasi serta naik turunnya intonasi akan mempengaruhi respon dan persepsi pendengarannya dalam memahami cerpen yang dibacakan.
2. Gerak atau Mimik
Gestur tubuh sang pembaca cerpen menentukan pendengar. Penguasaan cerpen sebelum dibacakan sangatlah penting, sehingga gestur tubuh yang ditampilkan cukup mewakili karakter dan isi dari cerpen.
3. Komunikatif
Hal yang satu ini diperhatikan agar pendengar bisa memahami cerpen yang dibacakan, sekaligus juga mengetahui responnya. Kontak dengan pendengar akan terjadi secara baik, jika pembaca cerpennya telah membaca dan memahami cerpen itu terlebih dahulu sebelum dibacakan.
Ada dua faktor dalam cerpen yang menentukan persepsi pembaca, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor intrinsik. Meliputi, tema, tokoh, latar/setting, alur, dan gaya bahasa.
2. Faktor ekstrinsik. Meliputi, visi penulis, latar belakang penulis, kondisi sosial ekonomi penulis, dan nilai-nilai dalam cerpen yang bisa berupa norma agama, moral, dan etika.
Metode membaca cerpen selain memperhatikan kedua faktor itu, juga tergantung dengan bentuk cerpennya, narasi tanpa atau dengan dialog. Mengetahui semua unsur dan faktor dalam cerpen akan memudahkan pembaca untuk menyampaikan visi dan misi cerpen itu dengan baik. Penting untuk memahami dengan baik hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembacaan cerpen.

BACA:  Material Pembentuk Litosfer

Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .