Hewan yang Melakukan Pencernaan Secara Ekstrasel
CONTOHTEKS.NET – Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok makhluh hidup, karena dari makanan inilah segala proses dalam tubuh berlangsung, seperti pembentukan energi,pertumbuhan dan lain-lain.
Struktur alat pencernaan berbeda-beda pada berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan invertebrata, alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan pada dasarnya adalah saluran panjang pada tubuh. Saluran tersebut terbagi dari berbagai bagian yang memiliki fungsi berbeda. Bagian saluran pencernaan atas berfungsi menghancurkan makanan, sedangkan saluran pencernaan bawah lebih pada proses ekstraksi dan penyerapan nutrisi dari bahan makanan tersebut serta membuang bahan yang tidak tercerna pada saluran pencernaan terakhir.
Adapun fungsi umum sistem pencernaan ialah:
1. Memasukkan makanan
2. Menyimpan makanan untuk sementara
3. Mencerna secara fisik
4. Mencerna secara kimiawi
5. Mengabsorbsi hasil pencernaan
6. Menyimpan sementara sisa makanan yang tak tercerna, kemudian mengeluarkannya
Proses Pencernaan Makanan pada Hewan
Saluran pencernaan terdiri dari empat lapisan utama, yaitu:
1. Lapisan mukosa yang berfungsi sebagai pembatas, mempermudah transport dan pencernaan makanan, serta meningkatkan absorpsi hasil-hasil pencernaan. Lapisan ini bersifat permeabel selektif antara isi saluran dan jaringan tubuh.
2. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan penyambung jarang dengan banyak pembuluh darah dan limfe, pleksus saraf submukosa (juga dinamakan Meissner), dan jaringan limfoid.
3. Lapisan otot yang tersusun atas sel-sel otot polos, kumpulan saraf yang disebut pleksus mienterik (atau Auerbach, yang terletak antara 2 sublapisan otot dan pembuluh darah) dan limfe.
Proses pencernaan pada hewan terdiri dari dua jenis yakni sistem pencernaan ekstraseluler dan intraseluler. Selain dua sistem utama tersebut, juga dikenal satu proses pencernaan antara yang disebut “sistem pencernaan kontak”.
– Proses pencernaan intraseluler
Proses pencernaan ini umumnya terdapat pada jenis protozoa dan spons. Partikel makanan ditangkap oleh kedua organisme tersebut melalui proses pinositosis dan fagositosis yang membutuhkan energi. Dalam sel, partikel makanan tersebut dilingkupi oleh bagian membran plasma yang disebut pinosom atau phagosom.
Selanjutnya, kompleks lisosom yang berisi enzim pencernaan berfusi dengan kompleks pinosom (atau fagosom) yang akan menghidrolisis partikel makanan tersebut menjadi bagian kecil yang lebih sederhana. Partikel sederhana hasil pencernaan tersebut didifusikan ke sitosol sedangkan partikel makanan yang tidak tercerna dikeluarkan (diekskresikan )dari sel melalui proses eksositosis
– Proses pencernaan kontak
Proses pencernaan ini adalah proses pencernaan yang berkembang dari proses pencernaan intraseluler. Dapat pula diklasifikasikan sebagai sistem pencernaan yang menjadi jembatan antara sistem pencernaan intraseluler yang primitif dan pencernaan terspesialisasi pada sistem ekstraseluler. Contoh hewan dengan sistem pencernaan ini adalah Coeleanterata (koral, anemon dan ubur-ubur).
Sistem Pencernaan Ekstraseluler
Proses pencernaan makanan yang berlangsung secara ekstraseluler umumnya dapat ditemukan pada hewan yang telah memiliki saluran pencernaan kompleks. Pada sistem ini, proses pencernaan terjadi pada lumen saluran pencernaan. Partikel makanan dicerna secara mekanis melalui aktivitas jaringan muskular pada saluran tersebut dan dicerna secara kimiawi oleh berbagai jenis enzim pencernaan dan berbagai substansi yang membantu proses tersebut seperti asam lambung dan garam empedu.
Proses pencernaan secara mekanis juga berfungsi sebagai media untuk menghomogenkan enzim dan partikel yang akan dicerna. Setelah itu, partikel makanan dirombak menjadi berbagai substansi yang dapat diserap oleh tubuh. Sedangkan partikel yang tidak dapat dicerna diekskresikan pada bagian anus (anal) yang terdapat dibagian ujung bawah saluran pencernaan.
Partikel makanan yang dikonsumsi oleh hewan umumnya terdiri dari berbagai biomolekul dengan variasi kompleksivitas. Apabila partikel makanan telah terpecah menjadi gula sederhana, asam amino maupun asam lemak dan gliserol, maka partikel makanan tersebut dapat langsung diserap oleh tubuh. namun, apabila masih dalam bentuk makromolekul kompleks, maka sebelum partikel makanan tersebut diserap, harus melalui serangkaian proses pemecahan oleh enzim spesifik.
Pencernaan ekstraseluler adalah pemecahan makanan menjadi komponen gizi dengan menggunakan enzim yang disekresikan. Organisme mencerna makanan, mengubahnya menjadi senyawa sehingga benar-benar dapat digunakan, dalam lingkungan di luar sel.
Salah satu contoh umum dapat dilihat pada jamur. Spesies jamur mensekresikan enzim untuk memecah substrat mereka, dan menyerap komponen yang dapat digunakan saat mereka tumbuh.
Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .