CONTOHTEKS
 

Apa yang Dimaksud Dengan Alzheimer?

 

CONTOHTEKS.NET – Kata demensia menggambarkan serangkaian gejala, yaitu kehilangan memori, kesulitan berpikir dan pemecahan masalah bahkan bahasa. Demensia terjadi ketika otak mengalami kerusakan karena penyakit, seperti penyakit Alzheimer atau pun serangkaian stroke. Artikel kali ini akan membahas mengenai penyakit alzheimer.
Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah jenis demensia paling umum yang awalnya ditandai oleh melemahnya daya ingat, hingga gangguan otak dalam melakukan perencanaan, penalaran, persepsi, dan berbahasa. Pada penderita Alzheimer, gejala berkembang secara perlahan-lahan seiring waktu. Misalnya yang diawali dengan sebatas lupa soal isi percakapan yang baru saja dibincangkan atau lupa dengan nama obyek dan tempat, bisa berkembang menjadi disorientasi dan perubahan perilaku. Perubahan perilaku dalam hal ini seperti menjadi agresif, penuntut, dan mudah curiga terhadap orang lain. Bahkan jika penyakit Alzheimer sudah mencapai tingkat parah, penderita dapat mengalami halusinasi, masalah dalam berbicara dan berbahasa, serta tidak mampu melakukan aktivitas tanpa dibantu orang lain.

Diagnosis dan Pengobatan Penyakit Alzheimer
Penderita Alzheimer umumnya hidup sekitar delapan hingga sepuluh tahun setelah gejala muncul, namun ada juga beberapa penderita lainnya yang bisa hidup lebih lama dari itu. Meski penyakit Alzheimer belum ada obatnya, ragam pengobatan yang ada saat ini bertujuan untuk memperlambat perkembangan kondisi serta meredakan gejalanya. Karena itu segera temui dokter jika daya ingat Anda mengalami perubahan atau Anda khawatir mengidap demensia. Jika penyakit Alzheimer dapat terdiagnosis sejak dini, maka Anda akan memiliki lebih banyak waktu untuk melakukan persiapan serta perencanaan untuk masa depan, dan yang lebih terpenting lagi, Anda akan mendapatkan penanganan lebih cepat yang dapat membantu.
Tidak ada tes khusus untuk membuktikan seseorang mengalami Alzheimer. Dalam mendiagnosis penyakit Alzheimer, dokter akan bertanya seputar masalah dan gejala yang dialami pasien. Tes medis mungkin akan dilakukan untuk memastikan kondisi yang dialami pasien bukan karena penyakit lain.
Selain dengan pemberian obat-obatan, penyakit Alzheimer juga dapat ditangani secara psikologis melalui stimulasi kognitif guna memperbaiki ingatan si penderita, memulihkan kemampuannya dalam berbicara maupun dalam memecahkan masalah, serta membantunya hidup semandiri mungkin.
Pencegahan Penyakit Alzheimer
Karena penyebab pastinya belum diketahui, sulit untuk mencegah penyakit ini secara pasti. Namun, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mempertahankan kesehatan dan fungsi otak, di antaranya dengan mengonsumsi makanan sehat, berolahraga, tidak merokok, membatasi konsumsi alkohol, serta rutin memeriksakan diri ke dokter seiring pertambahan usia.
Penyebab Penyakit Alzheimer
• Usia
Usia merupakan faktor risiko terbesar untuk demensia. Demensia mempengaruhi satu dari 14 orang di atas usia 65 tahun dan satu dari enam di atas usia 80 tahun.
• Pembawaan genetik
Kita tahu bahwa ada beberapa keluarga yang jelas mempunyai pembawaan penyakit dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam keluarga, hal ini sering terjadi dimana penyakit muncul relatif lebih awal.
Dalam sebagian besar kasus, pengaruh gen penyakit Alzheimer yang diwariskan oleh orang tua tampaknya kecil. Jika orang tua atau anggota keluarga lain cenderung terkena Alzheimer, kemungkinan Anda sendiri terserang Alzheimer yang hanya sedikit lebih tinggi daripada orang yang tidak memiliki kasus Alzheimer pada keluarga dekatnya.
• Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat berkontribusi pada timbulnya penyakit Alzheimer masih harus diidentifikasi. Beberapa tahun yang lalu, ada kekhawatiran bahwa paparan aluminium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer. Namun, ketakutan ini sebagian besar telah diabaikan.
• Faktor lain
Dapat dikarenakan oleh perbedaan kromosom, orang dengan down sindrome memiliki peningkatan risiko berkembangnya penyakit Alzheimer.
Orang yang memiliki cedera kepala berat atau leher (whiplash injuries) juga memiliki peningkatan risiko mengalami perkembangan demensia. Petinju yang menerima pukulan terus menerus di kepala juga memiliki risiko tersebut.
Penelitian juga menunjukan bahwa orang yang merokok, memiliki tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi atau diabetes memiliki peningkatan risiko perkembangan penyakit Alzheimer. Anda dapat membantu mengurangi risiko dengan tidak merokok, makan diet seimbang yang sehat dan melakukan pemeriksaan tekanan darah serta kolesterol secara rutin di usia pertengahan. Menjaga berat badan dan gaya hidup sehat serta menggabungkan kegiatan mental dan sosial juga akan membantu.
Gejala Penyakit Alzheimer
Tahap awal
Berikut ini adalah contoh-contoh gejala penyakit Alzheimer di tahap awal yang bisa menjadi tanda peringatan bagi Anda.
• Lupa nama benda atau tempat.
• Lupa dengan peristiwa yang baru saja terjadi atau percakapan yang baru saja dibincangkan.
• Suka tersesat, meski di lingkungan sendiri.
• Salah menaruh barang, misalnya menaruh piring di dalam lemari baju.
• Sering mengulang pertanyaan yang sama.
• Kesulitan dalam membuat rincian daftar belanja atau pun membayar tagihan.
• Mengalami perubahan suasana hati, misalnya dari senang menjadi sedih atau sebaliknya secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas.
• Enggan beradaptasi dengan perubahan.
• Enggan melakukan hal baru.
• Tidak tertarik lagi terhadap aktivitas yang tadinya disukai.
• Sering menghabiskan banyak waktu untuk tidur di siang hari.
• Sulit membuat keputusan.
• Mudah berburuk sangka.
• Lebih banyak menghabiskan waktu di depan televisi daripada bersosialisasi dengan keluarga atau pun teman-teman.
Tahap menengah
Di tahap menengah ini, gejala penyakit Alzheimer yang sudah ada sebelumnya menjadi meningkat. Biasanya penderita yang sudah memasuki tahap ini perlu diberi perhatian ekstra dan mulai dibantu dalam aktivitas kesehariannya, Misalnya mandi, menggunakan toilet, berpakaian, dan makan. Berikut ini adalah contoh-contoh gejala penyakit Alzheimer pada tahap menengah.
• Sulit mengingat nama anggota keluarga sendiri atau teman.
• Disorientasi dan rasa bingung yang meningkat, misalnya penderita tidak tahu di mana dirinya berada.
• Mengalami masalah dalam berkomunikasi.
• Perubahan suasana hati yang makin sering terjadi.
• Gelisah, frustrasi, cemas, dan depresi.
• Kadang-kadang mengalami gangguan penglihatan.
• Mengalami gangguan pada pola tidur.
• Perilaku impulsif, repetitif, atau obsesif.
• Mulai mengalami halusinasi atau delusi.
Tahap akhir
Di tahap ini, biasanya penderita penyakit Alzheimer sudah sangat sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari sendirian. Oleh karena itu, mereka membutuhkan pengawasan dan bantuan secara menyeluruh. Contoh-contoh gejala penyakit Alzheimer pada tahap akhir adalah:
• Penurunan daya ingat yang sudah makin parah.
• Tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain.
• Tidak mampu tersenyum.
• Halusinasi dan delusi yang memburuk, membuat penderitanya menjadi selalu curiga terhadap orang-orang di sekitarnya, bahkan berlaku kasar juga.
• Tidak mampu bergerak tanpa dibantu orang lain.
• Buang air kecil atau besar tanpa disadari.
• Berat badan turun secara signifikan.
• Tidak lagi memedulikan kebersihan dirinya sendiri.
• Mengalami kesulitan menelan saat makan.
Jika gejala penyakit Alzheimer pada kerabat atau teman Anda meningkat secara signifikan atau jika Anda sendiri khawatir dengan penurunan daya ingat yang Anda rasakan, maka segeralah temui dokter.

BACA:  Fungsi Zat Basa

Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .