Organ Reproduksi Pada Pria Yang Berfungsi Menghasilkan Sel Sperma Adalah?
CONTOHTEKS.NET – Alat Reproduksi Pria adalah Organ – Organ pada pria yang berperan dalam sistem reproduksi dengan tujuan berkembangbiak atau memperbanyak keturunan. Secara Garis besar, Alat Kelamin Pria dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu:
1. Alat Reproduksi (Genetalia) Luar.
– Penis.
Penis (zakar) adalah alat kelamin luar pada pria. Penis berfungsi untuk memasukkan sperma ke dalam alat kelamin wanita melalui pertemuan keduanya (Kopulasi). Penis merupakan organ yang tersusun atas otot yang dapat tegang dan dilapisi oleh lapisan kulit tipis. Proses tegangnya penis disebut Ereksi, hal ini dikarenakan adanya rangsangan yang membuat pembuluh darah pada penis terisi. Setelah di sunat (khitan) kulit tipis (preputium) yang melapisi glan penis akan dipotong.
Penis Juga memiliki fungsi untuk ejakulasi, yaitu mengeluarkan sperma melalui uretra (saluran dalam penis), selama ejakulasi otot-otot pada kandung kemih akan mengkerut, untuk mencegah sperma masuk ke kandung kemih, oleh karena itu kita tidak bisa kencing sambil ejakulasi. Penis terdiri atas beberapa bagian yaitu :
* Glan Penis, bagian kepala yang apabila telah dikhitan tidak dilapisi kulit.
* Batang (corpus) Penis.
* Pangkal Penis.
1. Alat Reproduksi (Genetalia) Dalam.
– Testis.
Testis berfungsi menghasilkan sperma. Sperma berbentuk seperti kecebong yang memiliki kepala, badan dan ekor. Testis menghasilkan Hormon androgen dan testoteron, yang menyebabkan tumbuhnya tanda-tanda kelaki-lakian pada orang tersebut, seperti kumis dan jenggot, jakun, otot yang kuat, suara yang berat, bulu kemaluan dan ketiak.
Hormon testoteron juga menyebabkan timbulnya birahi (seks, nafsu dan libido). Hormon androgen juga dibuat oleh kelenjar adrenal, sedangkan pada wanita jumlah hormon testoteron dibuat dalam jumlah yang sedikit oleh indung telur,sehingga wanita juga mempunyai birahi.
– Epidydimis.
Yaitu saluran yang lebih besar dan berkelok-kelok yang membentuk bangunan seperti topi. Sperma yang dihasilkan oleh testis kecil akan berkumpul di epidydimis.
– Vas (duktus) Deferens.
Vas Deferens adalah saluran berbentuk tabung yang berfungsi untuk menyalurkan sperma ke vesikula seminalis dan sebagai tempat penampungan sperma. Dalam proses pematangan dan penyimpanan sperma, duktus deferens ini mendorong sperma dengan gerak peristaltik lambat menuju vesikula seminalis. Sedangkan saat ejakulasi, gerakan yang dilakukan cepat dan kuat sehingga sperma yang keluar dapat muncrat.
– Scrotum.
Adalah kantung kulit yang melindungi testis berwarna gelap dan berlipat-lipat.
– Kelenjar Prostat.
Yaitu kelenjar yang menghasilkan cairan mani yang ikut mempengaruhi kesuburan sperma.
– Vesikula Seminalis.
Fungsinya hampir sama dengan kelenjar prostat.
– Kandung Kencing.
Adalah tempat penampungan sementara air yang berasal dari ginjal (air seni) sebelum keluar melalui uretra.
– Uretra (Saluran Ejakulasi).
Uretra adalah saluran yang terletak di dalam penis, berfungsi untuk tempat keluarnya sperma dan juga sebagai tempat keluarnya urin.
Hormon Pada Pria.
Proses spermatogenesis atau proses pembuatan sel sperma distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
1. Testoteron.
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
2. LH (Luteinizing Hormone).
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
3. FSH (Follicle Stimulating Hormone).
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
4. Estrogen.
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
5. Hormon Pertumbuhan.
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria.
1. Hipogonadisme.
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
2. Kriptorkidisme.
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
3. Uretritis.
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
4. Prostatitis.
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
5. Epididimitis.
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
6. Orkitis.
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .