CONTOHTEKS
 

Apa Yang Dimaksud dengan Ikatan Ion?

 

CONTOHTEKS.NET – Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Penjelasan mengenai gaya tarik menarik ini sangatlah rumit dan dijelaskan oleh elektrodinamika kuantum. Dalam prakteknya, para kimiawan biasanya bergantung pada teori kuantum atau penjelasan kualitatif yang kurang kaku (namun lebih mudah untuk dijelaskan) dalam menjelaskan ikatan kimia.

Kekuatan Ikatan Kimia

Secara umum, ikatan kimia yang kuat diasosiasikan dengan transfer elektron antara dua atom yang berpartisipasi. Ikatan kimia menjaga molekul-molekul, kristal, dan gas-gas diatomik untuk tetap bersama. Selain itu ikatan kimia juga menentukan struktur suatu zat.
Kekuatan ikatan-ikatan kimia sangatlah bervariasi. Pada umumnya, ikatan kovalen dan ikatan ion dianggap sebagai ikatan “kuat”, sedangkan ikatan hidrogen dan ikatan van der Waals dianggap sebagai ikatan “lemah”. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa ikatan “lemah” yang paling kuat dapat lebih kuat daripada ikatan “kuat” yang paling lemah.
Ikatan Ion
Ikatan ion (atau ikatan elektrokovalen) adalah jenis ikatan kimia yang dapat terbentuk antara ion-ion logam dengan non-logam (atau ion poliatomik seperti amonium) melalui gaya tarik-menarik elektrostatik. Dengan kata lain, ikatan ion terbentuk dari gaya tarik-menarik antara dua ion yang berbeda muatan.
Ikatan ion adalah suatu ikatan yang terjadi pada atom yang mempunyai muatan yang besarnya sama namun memiliki muatan yang berlawanan tanda. Ikatan ion terbentuk sebagai akibat adanya gaya tarik menarik antara ion positif dan ion negatif. Ion positif terbentuk karena unsure logam melepaskan elektronnya, sedangkan ion negatif terbentuk karena unsur nonlogam menerima elektron.
Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron. Atom-atom membentuk ikatan ion karena masing-masing atom ingin mencapai keseimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas mulia.
Sebagai contoh, ikatan yang terjadi pada ikatan garam yaitu ikatan antara atom sodium dan chlor. Nomor atom sodium adalah sebelas dan nomor atom klor adalah 17. Elektron-elektron dari kedua unsur tersebut terdapat pada tiga kulit atau orbitnya.
Kulit pertama dan kedua dari sodium maupun chlor memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan atom Neon. Sedangkan kulit ketiganya diisi oleh sisa electron yang dimilikinya. Kulit ketiga sodium diisi oleh satu elektron, sedangkan kulit ketiga chlor diisi oleh tujuh electron.
Atom sodium memiliki satu electron pada kulit terluar dan electron ini memiliki ikatan yang sangat lemah dengan inti atomnya. Sedangkam atom chlor memiliki tujuh electron pada kulit terluarnya. Ikatan elektron dari kulit terluar ini memiliki ikatan yang sangat kuat dengan inti atomnya.
Agar atom sodium mencapai kesetimbangannya, maka jumlah electron pada kulit terluar harus sama dengan delapan. Hal ini dapat dicapai dengan melepas satu electron yang terdapat pada kulit terluar. Sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan konfigurasi electron gas Neon.
Dengan hilangnya satu electron ini, maka muatan atom sodium menjadi bermuatan satu positif. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Muatan atom merupakan selisih dari muatan electron dengan muatan proton pada inti atom. Muatan electron adalah negative satu, sedangkan muatan proton adalah positif satu.
Diketahui bahwa jumlah proton yang berada pada inti sama dengan nomor atom tersebut. Atom sodium memiliki jumlah proton sebanyak 11 dan jumlah proton pada atom chlor adalah 17 proton.
Akibat hilangnya satu electron, maka sodium memilki 10 elektron. Sedangan jumlah protonnya ada 11. Dengan demikian selisihnya adalah satu proton dengan muatan positif. Artinya atom sodium bermuatan positif satu. Dan dinotasikan dengan Na1+ atou Na+.

BACA:  Apa Pengertian dari Kapsomer?

Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .