CONTOHTEKS
 

7 Penyebab Runtuhnya Bani Umayyah

 

CONTOHTEKS.NET – Bani Umayyah atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islam pertama setelah masa Khulafa’ ar-Rasyidin yang memerintah dari tahun 661 sampai 750 Hijriyah di Jazirah Arab dan sekitarnya, serta dari 756 sampai 1031 Hijriyah di Kordoba (Spanyol).
Nama dinasti ini diambil dari nama tokoh Umayyah bin ‘Abdu asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah I.
Khalifah Bani Umayyah
Para Khalifah yang cukup berpengaruh dari Bani Umayyah ini adalah:
Muawiyah bin Abi Sufyan [Muawiyah I], (661-680 M),
Yazid bin Muawiyah [Yazid I], (680-683 M),
Muawiyah bin Yazid [Muawiyah II], (683-684 M),
Marwan Ibnul Hakam [Marwan I], (684-685 M),
‘Abdullah bin Zubair Ibnul ‘Awwam.
‘Abdul Malik bin Marwan (685-705 M),
Al-Walid bin ‘Abdul Malik [al-Walid I], (705-715 M),
Sulaiman bin ‘Abdul Malik, (715-717 M),
‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz [‘Umar II], (717-720M),
Yazid bin ‘Abdul Malik [Yazid II], (720-724 M),
Hisyam bin ‘Abdul Malik (724-743 M).
Walid bin Yazid [al-Walid III], (743-744 M).
Yazid bin Walid [Yazid III], (744 M).
Ibrahim bin Walid, (744 M).
Marwan bin Muhammad [Marwan II al-Himar]. Rahimahumullahu ajma’in.
Kemunduran Bani Umayyah
Dinasti Bani Umayah mengalami masa kemunduran yang di tandai dengan melemahnya sistem politik dan kekuasaan karena banyak persoalan yang dihadapi para penguasa dinasti ini.
Seperti diketahui, bahwa setelah Khalifah Hisyam bin Abdul Malik, para khalifah Bani Umayah tidak ada yang dapat di andalkan untuk mengendalikan pemerintahan dan keamanan denga baik. Selain itu mereka juga tidak dapat mengatasi pemberontakan di dalam negeri secara tuntas. Bahkan mereka tidak mampu lagi menjaga keutuhan dan persatuan di kalangan keluarga Bani Umayah sehingga sering terjadi pertikaian di dalam rumah tangga istana. Penyebabnya adalah perebutan kekuasaan. Siapa yang akan menggantikan kedudukan khalifah dan seterusnya.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab dari keruntuhan Bani Umayyah antara lain:
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru (bid’ah) bagi tradisi Islam yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas, sehingga menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
2. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa ‘Ali –radhiyallaahu ‘anhu-. Sisa-sisa Syi’ah dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah.
3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan mawali (non-Arab), terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena status mawali itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
4. Lemahnya para khalifah, kecenderungan mereka hidup santai, sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan dan keluarnya mereka dari prinsip-prinsip Islam yang menjadi tonggak tegaknya sebuah negara. Disamping itu, para Ulama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
5. Pertikaian para khalifah dan permusuhan mereka satu sama lain padahal tadinya seia–sekata dan satu tangan dalam menghadapi pihak luar. Yazid bin Walid Abu Khalid yang bergelar “an-Naqidh” misalnya, mengkudeta khalifah dan membunuh misannya Walid hanya untuk bisa menjadi khalifah.
6. Banyak bermunculan pemberontakan-pemberontakan yang terjadi yang memecah belah eksistensi negara.
7. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas bin Abd al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan dan kaum mawali yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah. Wallahul musta’an.
Setelah sekian lama mengalami masa-masa kemunduran akhirnya dinasti umayah benar-benar mengalami kehancuran atu keruntuhan. Keruntuhan ini terjadi pada masa pemerintahan Marwan bin Muhammad setelah memerintah lebih kurang 46 tahun. (744-750 M)

BACA:  Masa Kejayaan Kerajaan Kalingga

Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .