CONTOHTEKS
 

Contoh Teks Ulasan Film Atau drama

 

CONTOHTEKS.NET – Akhir-akhir ini kita sering mendengar banyak pertanyaan mengenai seperti apa sih contoh dari teks ulasan film atau drama itu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita ketahui dulu apa pengertian dari teks ulasan itu sendiri.

Pengertian Teks Ulasan

Teks ulasan adalah teks yang dihasilkan dari sebuah analisis terhadap berbagai karya sastra. Teks ulasan bertujuan sebagai media untuk menyampaikan ulasan dengan etika yang sopan, santun, dan tepat waktu.

Struktur Teks Ulasan
Struktur teks ulasan terdiri dari beberapa bagian yaitu orientasi, tafsiran isi, evaluasi, dan rangkuman. Berikut penjelasan selengkapnya.
 
1. Orientasi
Merupakan gambaran umum atas bahan atau karya sastra yang akan diulas. Gambaran umum karya atau benda tersebut bisa berupa paparan tentang nama, kegunaan, dan sebagainya.
2. Tafsiran isi
Tafsiran isi memuat pandangan pengulasnya sendiri mengenai karya yang diulas. Pada bagian ini penulis biasanya membandingkan karya tersebut dengan karya lain yang dianggap mirip. Selain itu, penulis juga menilai kekurangan dan kelebihan karya yang diulas
3. Evaluasi
Bagian evaluasi dilakukan penilaian terhadap karya, penampilan, dan produksi. Bagian tersebut berisi gambaran terperinci suatu karya atau benda yang diulas. Hal ini bisa berupa bagian, ciri, dan kualitas karya tersebut.
4. Rangkuman
Pada bagian ini penulis memberikan ulasan akhir berupa simpulan karya tersebut.
Kaidah kebahasaan dalam teks ulasan film/drama :
Dalam membuat ulasan sebuah film atau drama, diperlukan juga kaidah-kaidah dalam kebahasaan. Kaidah tersebut antara lain :

  1. Konjungsi
BACA:  Contoh Kalimat Aktif Transitif dan Aktif Intrasitiif

Konjungsi adalah kata yang menghubungkan antar kata, frasa atau kalimat. Konjungsi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

  1. Konjungsi Intrakalimat, konjungsi ini dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
  • Konjungsi koordinatif, konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaktis yang sama/setara.
  • Konjungsi subordinatif,  konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaktis yang tidak sama/bertingkat.
  • Konjungsi korelatif, konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa atau klausa  dan kedua unsur itu memiliki status sintaktis yang sama.
  1. Konjungsi Antarkalimat, konjungsi yang menhubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.
  2. Konjungsi Antarparagraf, kata penhubung yang menhubungkan paragraf sebelumnya dengan paragraf selanjutnya.
  3. Verba

Varba adalah kelas kata kerja yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Biasanya jenis kata ini menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat. Dilihat dari hubungan verba dengan nomina dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

  1. Verba aktif, yaitu kata kerja yang subyeknya berperan sebagai pelaku. Biasanya verba yang demikian berprefiks me-,ber-, atau tanpa prefiks.
BACA:  Dialog Sepasang Kekasih

Contoh : Kita harus mengembangkan kemampuan kita.

  1. Varba pasif, yaitu kata kerja yang subyeknya berperan sebagai sasaran. Biasanya diawali dengan prefiks ter-, atau di-.
– Contoh teks ulasan film atau drama
Laskar Pelangi
Laskar Pelangi adalah salah satu film terbaik karya anak Indonesia. Film tersebut diproduksi pada tahun 2008. Film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Andrea Hirata ini sukses menjadi film terpopuler pada awal kemunculannya. Hal tersebut tidak terlepas dari tangan seorang Riri Riza yang bertindak sebagai sutradara dan Mira Lesmana sebagai produser.
Hal yang menarik dari film Laskar Pelangi ini adalah dipilihnya anak-anak asli Belitung sebagai pemeran masing-masing tokoh utamanya. Tokoh-tokoh yang diperankan antara lain Ikal (Zulfani), Lintang (Ferdian), Mahar (Verrys Yamarno), dan teman-temannya yang lain. Kehadiran anak-anak asli Belitung ini memberikan kesan mendalam, terutama didukung oleh kemampuan mereka dalam bermain peran yang sangat natural.
Film ini bercerita mengenai persahabatan kesepuluh anak di sebuah sekolah kecil SD Muhammadiyah di Pulau Belitung. Meski awalnya sekolah tersebut terancam ditutup akibat minimnya peminta, namun kesepuluh anak tersebut mampu bertahan di sekolah tersebut di bawah asuhan Bu Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara). Film tersebut juga menyuguhkan cerita emosional, yaitu mengenai Lintang, seorang anak miskin yang harus bertahan hidup demi adik-adiknya.
Banyaknya penonton yang terpikat dengan film ini disebabkan isi cerita yang memberikan nuansa lain pada film Indonesia. Ceritanya menarik dengan didukung oleh kemampuan para aktor dan aktrisnya yang sangat baik. Selain itu, latar tempat di film ini dikemas dengan sangat apik, yaitu dengan mempertontonkan keindahan Pulau Belitung dengan latar waktu beberapa tahun silam.
Mudah-mudahan contoh teks ulasan film diatas bisa membantu Anda. Semoga bermanfaat.

Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .