CONTOHTEKS
 

Teori Histogen Dikemukakan Oleh?

 

CONTOHTEKS.NET- Pertumbuhan pada tanaman dapat dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.

Pertumbuhan primer menyebabkan tanaman bertambah tinggi atau bertambah panjang. Pertumbuhan primer terjadi di titik tumbuh apikal yang terletak di dekat ujung akar dan ujung batang.

Pertumbuhan sekunder terjadi pada bagian kambium, sehingga batang bertambah besar. Pada tumbuhan dikotil, batang akan lebih besar daripada batang tumbuhan monokotil. Daerah pada batang tanaman dibagi menjadi 3 bagian, yaitu daerah pembelahan, daerah pemanjangan dan daerah deferensiasi.

Teori Histogen Klasik

Teori Histogen klasik adalah teori yang diutarakan oleh Johannes Ludwig Emil Robert von Hanstein pada 1868 menyatakan bahwa ada sejenis stratifikasi (=pengelompokan, keadaan yang bertingkat–seperti pada kata “strata sosial“) pada ujung batang tumbuhan angiospermae.

BACA:  Pengertian Rongga Dada

Hanstein menyatakan adanya bagian pusat tanaman yang diselimuti oleh beberapa lapisan yang tersusun rapi, yang saling menyelubungi dengan ketebalan yang konstan (kamsud gw, kalo misalnya lapisan X setebal 1 mm, maka lapisan X itu akan dan hanya akan setebal itu di seluruh bagian meristem apikal).

Masing-masing lapisan dipercaya terdiri dari beberapa sel meristematis yang saling bertumpukan, yang terletak pada bagian paling pucuk dari batang.

Beberapa tahun kemudian, interpretasi teori Hanstein terhadap peran masing-masing lapisan sudah tidak digunakan lagi, tapi konsep dasar tentang adanya lapisan meristem yang bertingkat pada ujung batang tetap digunakan.

Berikut ringkasan teori histogennya Hanstein:

Meristem primer terdiri dari 3 lapisan sel pembentuk jaringan, yaitu:

1) Dermatogen (pembentukan epidermis),
2) Periblem (pembentukan korteks), dan
3) Plerom (pembentukan silinder pusat).

BACA:  Apa yang Dimaksud Dengan Proses Hubungan Sosial?

Johannes Ludwig Emil Robert von Hanstein (15 Mei 1822 – 27 Agustus 1880) adalah ahli botani Jerman yang berasal dari Potsdam.

Ia belajar di Gärtnerlehranstalt (Institut Hortikultura) di Potsdam, kemudian belajar ilmu di Berlin dan mencapai gelar doktor pada tahun 1848.

Pada tahun 1855 ia menjadi dosen botani di University of Berlin, enam tahun kemudian menjadi kurator dari kerajaan herbarium. Pada tahun 1865 ia diangkat sebagai profesor botani di Universitas Bonn dan direktur kebun raya.

Hanstein dikenang untuk studi pada anatomi dan morfologi tanaman. Pada tahun 1868 ia memperkenalkan “teori histogen”untuk menjelaskan perilaku pucuk apeks pada tanaman.

Bersama teman dekatnya, Natanael Pringsheim (1823-1894), ia melakukan penelitian awal mengenai proses pembuahan pada pakis. Tanaman genus Hansteinia dari keluarga Acanthaceae dinamai menurut namanya.

BACA:  Uraian Tentang Kabinet Burhanuddin Harahap

Standar Penulis singkatan Hanst. digunakan untuk menunjukkan orang ini sebagai penulis ketika mengutip sebuah nama botani.

Perbedaan antara Teori Tunika Korpus dan Teori Histogen

Pada bagian ujung batang terdapat titik tumbuh. Ada dua teori yang berkaitan dengan aktivitas titik tumbuh.
Teori Tunika Korpus dari Schmidt.

Menurut teori tunika korpus, titik tumbuhan terdiri dari lapisan, yaitu:

1. Lapisan pinggir disebut tunika, terdiri atas sel-sel yang aktif membelah sehimgga memperluas bagian titik tumbuhan;
2. Bagian dalam disebut korpus, yang terdiri atas sel-sel yang membelah kesegala arah dan berdiferensiasi.

Sedangkan menurut teori histogen, titik tumbuhan terdiri dari tiga lapisan, yaitu sebagai berikut:

1. Lapisan luar disebut dermatogen, pembentukan epidermis;
2. Lapisan tengah disebut periblem, pembentukan korteks;
3. Lapisan tengah disebut plerom, pembentukan stele.

Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .