Sebutkan 2 Contoh Metode Pengomposan
ASTAOG.COM – Pengomposan adalah dekomposisi biologis dikontrol dan pasteurisasi bahan organik di bawah kondisi- [aerobik melibatkan aksi mikroorganisme mesofilik diikuti oleh mikroorganisme termofilik yang berkembang di bawah meningkat (C lebih dari 50 °) kondisi suhu dan jika dikelola dengan benar, dapat menghancurkan organisme penyebab penyakit , biji bahkan gulma. Bahan organik biodegradable mineralisasi sedangkan karbon dioksida (CO2), air dan panas dibebaskan, dan komponen organik sisa yang stabil terutama untuk asam humat.
Ada berbagai cara untuk tumpukan kompos statis-aerobik (non-sifat campur tangan), windrows aerobik (sifat campur tangan), menggunakan cacing (vermicomposting, yang sebenarnya berbagai jenis proses yang tidak melibatkan tahap termofilik), dll Pilihan metode ini biasanya didasarkan pada tujuan. Ada banyak teknologi yang berbeda dinamai asal proses antara windrows dan sistem statis, seperti Rutgers Strategi, proses Indore atau proses Camby.
Pengomposan adalah cara untuk mencapai proses humifikasi mikroba alami yang mengubah materi menjadi bentuk-konversi berlangsung utama lain adalah bahwa karbon dan nitrogen senyawa. Proses pengomposan, yang merupakan proses aerobik, menciptakan panas dan mengubah limbah padat menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk. Lebih ilmiah, teknologi bioremediasi (kadang-kadang dikenal sebagai teknik mikrobiologi) kemampuan alami organisme tertentu untuk mengurangi bahan kimia organik digunakan untuk mengandung kontaminasi. Hasil akhir yang diinginkan dari proses bioremediasi yang aktif adalah karbon dioksida, air dan biomassa sel; dan proses ini disebut kompos. Proses pengomposan sebagian besar biologis di alam, dicapai dengan tindakan organisme yang berbeda. Kompos melibatkan interaksi dari organisme yang berbeda pada berbagai tingkat rantai makanan dalam siklus nutrisi yang berbeda dalam substrat yang terdegradasi. Berbagai organisme yang terlibat dalam proses mengkonsumsi bahan limbah dan organisme lain yang lebih rendah dalam rantai makanan pada tingkat yang berbeda, dan pemahaman dasar tentang biologi mereka perlu untuk merancang sistem kompos dan modus operasinya.
Metode Pengkomposan
Metoda pengomposan dibagi menjadi 2 macam, antara lain:
1. Berdasarkan kebutuhan oksigen:
a. Pengomposan Aerob: menggunakan bantuan udara terbuka.
Pengomposan dengan cara Aerob , ragamnya bermacam mulai dari teknologi sederhana sampai yang menggunakan peralatan canggih, seperti:
Sistem open windrow
merupakan metode yang paling sederhana dan sudah sejak lama dilakukan. Untuk mendapatkan aerasi dan pencampuran, biasanya tumpukan sampah tersebut dibalik (diaduk). Hal ini juga dapat menghambat bau yang mungkin timbul, pembalikan dapat dilakukan baik secara mekanis maupun manual.
Aerated Static Pile Composting
Udara disuntikkan melalui pipa statis ke dalam tumpukan sampah. Untuk mencegah bau yang timbul, pipa dilengkapi dengan exhaust fan. Setiap tumpukan biasanya menggunakan blower untuk memantau udara yang masuk.
In-veseel Composting System
sistim pengomposan dilakukan di dalam kontainer/tangki tertutup. Proses ini berlangsung secara mekanik, untuk mencegah bau disuntikkan udara, pemantauan suhu dan konsentrasi oksigen.
Vermicomposting
pengomposan secara aerobik dengan memanfaatkan cacing tanah sebagai perombak utama atau dekomposer, inokulasi cacing tanah dilakukan pada saat kondisi material organik sudah siap menjadi media tumbuh (kompos setengah matang).
Dikenal 4 (empat) marga cacing tanah yang sudah dibudidayakan, yaitu Eisenia, Lumbricus, Perethima danPeryonix
Effective Microorganisms (EM)
EM merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman yang dapat diaplikasikan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman. Manfaat yang dapat diambil dalam teknologi EM pada pengolahan sampah kota adalah berkurangnya bau busuk dan panas yang keluar dari tumpukan sampah, serta mempercepat proses pengomposan
b. Pengomposan An-Aerob: dengan cara tertutup tanpa bantuan udara
2. Berdasarkan Lokasi Pembuatan Kompos, jenisnya antara lain:
a. Sistem Setempat (On-site System)
pembuatan kompos yang mengambil tempat di sumber sampah, misalnya di halaman rumah, di pasar, dan lain-lain. Sebagai contoh adalah pengomposan dengan menggunakan komposter skala rumah tangga, berbentuk takakura/bin/tong yang berukuran 50 – 250 liter. Proses bisa secara anaeob atau aerob. Sampah dapur sebagai bahan baku dapat dikombinasikan dengan sampah kebun seperti rumput, daun-daunan, dsb. Waktu pengomposan bisa diatur
b. Sistem Terpusat (On-central System)
pembuatan kompos dipusatkan di suatu lokasi yang memiliki jarak dengan sumber sampah. Sebagai contoh adalah pengomposan dengan metode UDPK (Usaha Daur-Ulang dan Produksi Kompos).
Efektivitas proses pembuatan kompos sangat tergantung kepada mikroorganisme pengurai. Apabila mereka hidup dalam lingkungan yang ideal, maka mereka akan tumbuh dan berkembang dengan baik pula.
Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .