CONTOHTEKS
 

Individualisme Adalah

 

CONTOHTEKS.NET – Dilansir dari wikipedia, Individualisme merupakan satu filsafat yang memiliki pandangan moral, politik atau sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan bertanggung jawab dan kebebasan sendiri. Seorang individualis akan melanjutkan percapaian dan kehendak pribadi. Mereka menentang intervensi dari masyarakat, negara dan setiap badan atau kelompok atas pilihan pribadi mereka.
Oleh itu, individualisme melawan segala pendapat yang menempatkan tujuan suatu kelompok sebagai lebih penting dari tujuan seseorang individu yang dengan sendiri adalah dasar kepada setiap badan masyarakat. Pendapat-pendapat yang di tentang termasuk holisme, kolektivisme dan statisme, antara lain. Filsafat ini juga kurang senang dengan segala standar moral yang berlaku ke atas seseorang karena peraturan-peraturan itu menghalangi kebebasan seseorang.
Gagasan individualisme merupakan suatu hubungan interconnected dengan suatu rentang (range) istilah yang mendasar dalam teori politik dan sosial. Oleh karena itu, ia perlu dibedakan dalam beberapa penekanan berikut ini:
‘the individual’ sebagai seorang agen mandiri (autonomous agent) dengan suatu identitas tersendiri;
individualisme sebagai suatu ideologi sosial dan politik dengan berbagai tradisi nasional;
individualitas sebagai suatu tinjauan romantik dari keunikan seseorang memperoleh pendidikan dan perkembangan; dan
individuasi sebagai suatu proses dengan jalan mana orang distandardisasikan oleh suatu proses birokratis.
Posessive individualism dan laissez-faire individualism, dalam teori sosiologi, dianggap sebagai suatu pertahanan ideologis atas kepemilikan pribadi, pasar, dan kapitalisme industrial. Tradisi sosiologis menginterpretasi individualisme utamanya sebagai suatu doktrin radikal yang memiliki efek-efek merusak (corrosive effects) terhadap tatanan sosial. Hal ini berkaitan dengan ide bahwa setiap individu mempunyai pendapat-pendapat penting yang mengancam tradisi dan otoritas. Individualisme dalam konteks ini seringkali dikaitkan dengan egoisme.
Durkheim dalam Suicide (1951) mengklaim bahwa individualisme, ekspektasi-ekspektasi egoistik dari peredaran bisnis, anomie, dan solidaritas sosial lemah yang menghasilkan angka bunuh diri yang tinggi. Individu-individu dengan hubungan sosial lemah utamanya cenderung untuk melakukan “bunuh diri egoistik”. Sebaliknya, peninggalan Weber berkait dengan “individualisme metodologis”, yakni dengan pandangan bahwa semua konsep-konsep sosiologis merujuk atau dapat direduksi pada karakteristik individu-individu. Weber mengklaim bahwa ia berkeinginan untuk membersihkan sosiologi dari “konsepsi-konsepsi kolektif” dan mengembangkan argumen-argumen kausal berdasarkan pada tindakan-tindakan sosial para individu. Sosiologi interpretatif Weber tentang tindakan dalam Economy and Society (1978) mengembangkan tipe ideal dari kapitalisme, birokrasi, dan pasar untuk menghindari reifikasi dari konsep-konsep yang merupakan karakteristik versi positivistik dari ilmu-ilmu sosial.
Perkembangan teori sosiologi melibatkan berbagai upaya untuk memecahkan dilema konsep-konsep institusi sosial tentang kolektif dan individual. Misalnya, Weber mengkritik (criticised) suatu konstruksi statik artifisial dan sejarah tentang individu dan masyarakat. Dalam The Society of Individuals, Norbert Elias (1991) mengecam Weber atas ketidak-mampuannya untuk mendamaikan tensi-tensi analitis antara “the individual” dan “society”. Kegagalan ini berkaitan secara sukses dengan divisi artifisial ini sebagai bagian dari suatu kelemahan umum teori sosiologi. Solusi Elias adalah untuk menganalisis dua konsep tentang individual dan masyarakat sebagai konstruk sejarah muncul dari proses sosial. Keseimbangan antara society (we) dan the individual (I) tidak diurus (is not fixed), dan karena itu apa yang disebut “process” atau “figurational sociology” didesain untuk menggali keseimbangan the we-I dalam konfigurasi-konfigurasi sosial berbeda seperti feudalisme atau masyarakat bourgeois.
Dalam The Structure of Social Action (1937), Talcott Parsons mengembangkan suatu kupasan sistematis (systematic criticism) mengenai asumsi-asumsi individualisme utilitarianisme. Argumennya mempunyai dua komponen utama. Pertama, jika para aktor ekonomi adalah rasional, selanjutnya mereka akan bertindak dalam suatu sikap self-interested untuk memaksimalkan sumberdaya mereka. Jika asumsi-asumsi ini benar, selanjutnya manusia akan menggunakan kekuatan (force) dan kecurangan (fraud) untuk mencapai tujuan (ends) individual mereka. Oleh karena itu, teori ekonomi tidak dapat menjelaskan tatanan sosial. Kedua, Parsons mengamati bahwa untuk memecahkan “the Hobbesian problem of order”, teori ekonomi telah memperkenalkan asumsi-asumsi tambahan seperti “the hidden hand of history” atau “sentiments” untuk menjelaskan bagaimana tatanan sosial muncul. Bagaimanapun, asumsi-asumsi tambahan ini tidak compatible dengan asumsi-asumsi awal tentang self-interest dan maximisation. Kupasan-kupasan Parsons adalah penting dalam perkembangan tradisi sosiologi yang menyangkal “society” hanya suatu kumpulan para aktor ekonomi yang self-interested. Society hanya dapat eksis di mana ada shared traditions, cultures, dan institutions.
Konsep aktor sosial dari Weber dan Parsons merupakan suatu konstruk analitis yang muncul dari hubungan (engagement) mereka dengan teori ekonomi. Hal itu mungkin untuk membela Weber dan Parsons terhadap Elias. Dalam tulisannya tentang sosiologi agama, Weber mengembangkan gagasan tentang “personality” dan “life orders” dalam mana suatu struktur personalitas bukanlah a given, melainkan diusahakan melalui pendidikan dan disiplin. “Personality” seringkali berada secara berlawanan dengan the “life orders” of the economy and the state, dan dengan pertumbuhan kapitalisme, personality diancam oleh pengaruh regulatory dari rasionalitas praktis dunia sekular. Budaya-budaya yang berbeda mempunyai tatananan kehidupan berbeda yang melahirkan personalitas-personalitas yang berbeda.

BACA:  Berat Jenis adalah

Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .