CONTOHTEKS
 

Perbedaan Ringkasan dan Ikhtisar

 

CONTOHTEKS.NET – Pada dasarnya sama dengan ringkasan dilihat dari tujuannya, keduanya mengambil betuk kecil dari suatu karangan panjang.

Perbedaannya ikhtisar tidak mempertahankan urutan gagasan yang membangun karangan itu, terserah pada pembuat ikhtisar.

Untuk mengambil inti dia bebas mengambil kata-kata, asal tetap menunjukan inti dari bacaan tersebut.

Pengertian Ringkasan dan Ikhtisar

Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif. Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan. Ringkasan itu dapat merupakan ringkasan sebuah buku, bab, ataupun artikel. Fungsi sebuah ringkasan adalah memahami atau mengetahui sebuah buku atau karangan.

BACA:  Apa Pengertian Masyarakat Madani Menurut Nurcholis Majid?

Dengan membuat ringkasan, kita mempelajari cara seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan-gagasan yang diatur dari gagasan yang besar menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita dapat menangkap pokok pikiran dan tujuan penulis

Menurut pengertian umum, ikhtisar merupakan hasil rangkuman suatu bacaan yang menjabarkan pokok pikiran tertentu saja.

Jadi, itu bisa dianggap sebagai bagian dari ringkasan, hanya saja ruang lingkupnya lebih sempit dan disana letak perbedaan ringkasan dan ikhtisar. Penulis tidak perlu membaca secara keseluruhan setiap bab, cukup menarik pokok pengertian dalam paragraf.

Ciri Ringkasan dan Ikhtisar

Berikut perbedaan dari ringkasan dan ikhtisar.

Ciri-ciri ringkasan:

1. Inti tidak meninggalkan urutan dasar karangan.
2. Kerangka dasr masih tampak jelas
3. Memangkas gagasan utama menjadi lebih ringkas
4. Tujuannya untuk memangkas gagasan.

BACA:  Mengapa DDT Dilarang Penggunaannya?

Ciri- ciri ikhtisar:

1. Tidak mempertahnkan urutan gagasan
2. Bebas mengkombinasikan kata-kata asal tidak menyimpang dari inti.
3. Tujuannya untuk mengambil inti.

Perbedaan Ringkasan dan Ikhtisar

Perbedaan ringkasan dan ikhtisar tampak jelas dari proses penyusunan. Dalam proses pembuatan ringkasan, penulis perlu membaca naskah atau karangan asli, tidak cukup sekali baca saja.

Penulis disarankan untuk mengkaji ulang setiap tulisan serta bab secara menyeluruh. Hal ini dilakukan agar penulis mampu mengetahui tujuan dan sudut pandang yang berusaha disampaikan pengarang.

Penulis wajib mencatat gagasan utama atau pokok-pokok penting dari setiap bab. Sehingga, inti tulisan dapat terjabarkan tanpa harus membuka buku dan membaca setiap halaman.

BACA:  Faktor Penyebab Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya

Penulis harus mampu menyusun kembali setiap penulisan dengan jelas dan rapi, menggambarkan secara keseluruhan dari naskah atau karangan asli.

Perbedaan antara ringkasan dan ikhtisar tampak jelas dari cara penulisan. Artinya, penulis wajib memperhatikan format dan penyampaian agar tulisan dapat dibaca kembali.

Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .