Proses Terjadinya Mobilitas Sosial
CONTOHTEKS.NET – Di dalam masyarakat terdapat tingkatan-tingkatan sosial tertentu yang dinamakan pelapisan atau strata. Setiap orang berkesempatan untuk melakukan perpindahan dari strata satu ke strata yang lain. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit.
Pengertian
Di dalam bahasa Indonesia, mobilitas berarti gerak (KBBI: 2001). Oleh karena itu, mobilitas sosial (social mobility) adalah suatu gerak dalam struktur sosial (social structure). Dengan kata lain, mobilitas sosial dapat diartikan sebagai gerak perpindahan dari suatu status sosial ke status sosial yang lain, dilansir dari laman Fahdisjro.com.
Proses Terjadinya
Menurut Budhii.web.id, proses terjadinya mobilitas sosial disebabkan adanya perubahan sosial. Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan sosial adalah tingkat reproduksi, perbedaan tingkat migrasi, perubahan teknologi, perubahan kemampuan, dan perubahan sikap.
1. Tingkat Reproduksi
Hal yang mendorong tumbuhnya mobilitas karena adanyasuatu lapisan yang tidak dapat memproduksi sesuai kebutuhannya. Contohnya, tenaga ahli dalam suatu daerah terbatas sehingga tidak dapat menangani semua pekerjaan. Akibatnya, orang-orang yang tidak ahli akan berpindah pekerjaan ke lapisan pekerja ahli tersebut.
2. Perbedaan Tingkat Migrasi
Seirama dengan perkembangan sosial serta ekonomi masyarakat, kondisi politik, keamanan, dan mobilitas penduduk di Indonesia semakin rumit (kompleks). Ragamnya meliputi mobilitas internasional, desa-desa termasuk mobilitasmusiman, antarwilayah (antarprovinsi) termasuk transmigrasi, dan akhir-akhir ini pengungsi, seiring dengan bergejolaknya situasi politik dan terganggunya kondisi keamanan pada berbagai tempat di tanah air.
Mobilitas adalah suatu hal yang wajar sebagai reaksi pada perkembangan sosial, ekonomi, politik, dan keamanan, serta tidak mungkin dicegah. Yang perlu dicermati adalah dampaknya baik yang positif maupun negatif, baik bagi daerah yang ditinggalkan maupun didatangi, dan untuk para migran sendiri, keluarganya, serta keseimbangan dalam pola dan laju gerak masyarakat.
a) Mobilitas Internasional
Mobilitas penduduk dari Indonesia ke luar negeri sebenarnya sudah berlangsung berabad-abad lamanya, namun mulai mencuat sejak pertengahan dasawarsa 1970-an. Karena besarannya yang semakin meningkat, baik yang resmi maupun tidak resmi (ilegal), termasuk migran wanita. Negara-negara tujuan utama pada dewasa ini adalah Malaysia dan Timur Tengah seiring dengan terbukanya kesempatan lapangan kerja di negara-negara tersebut. Perlu dicatat pula sekalipun dalam era globalisasi, pergerakan modal barang maupun informasi antarnegara lebih
bebas, namun pergerakan manusia masih terhambat oleh aturan-aturan migrasi yang sangat ketat dan kaku di negaranegara penerima.
b) Mobilitas Internal
Data hasil sensus serta survei penduduk antarsensus (SUPAS) memperlihatkan bahwa mobilitas penduduk antarpropinsi dan mobilitas desa-kota memperlihatkan pola yang sangat sentris ke Pulau Jawa. Pada akhirnya akan menimbulkan masalah-masalah di perkotaan. Seperti: perumahan kumuh, lapangan kerja yang tidak mencukupi, serta semakin menurunnya tingkat pelayanan prasarana perkotaan. Pola ini mencerminkan suatu disparitas wilayah, yang merupakan perwujudan kebijaksanaan pembangunan dengan orientasi yang sarat pada pertumbuhan ekonomi, khususnya industri dan jasa yang kebanyakan berlokasi di kota-kota besar dan
di Pulau Jawa. Dengan kondisi seperti itu aliran penduduk ke kota-kota besar tidak akan dapat dihambat, sekalipun dengan tindakan menjadikan ‘Kota Tertutup’ bagi para pendatang.
3. Perubahan Teknologi
Kemajuan transportasi di bidang perhubungan telah mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini menunjukkan adanya perubahan teknologi. Dahulu transportasi menggunakan delman dan becak, kini telah berubah dengan taksi/angkutan. Begitu juga dulu seorang kusir kini berubah menjadi sopir. Di beberapa daerah juga terjadi alih pekerjaan. Masyarakat yang dulu bekerja sebagai penggarap sawah setelahdibangunnya pabrik-pabrik berubah sebagai buruh pabrik. Akan tetapi, dengan adanya sistem ekonomi masyarakat,kemajuan teknologi tidak berarti secara drastis meningkatkan status sosial seseorang dalam masyarakat.
4. Perubahan Kemampuan
Pendidikan dan keterampilan akan memengaruhi perubahan kemampuan seseorang. Secara otomatis akan berpengaruh terhadap mobilitas sosial. Misalnya, seorang tukang ojek setelah mengikuti kursus stir mobil maka ia mampumenjadi sopir. Selain itu, seseorang yang mulanya hanya bisa berbahasa lokal setelah mengikuti kursus bahasa asing akan mampu menguasai bahasa yang dikehendaki. Dengan begitu ia akan bisa berkomunikasi menggunakan bahasa asing.
5. Perubahan Sikap
Perubahan sikap dapat mendukung dan menghambat terjadinya mobilitas sosial. Contoh sikap yang mendukung mobilitas adalah keinginan untuk maju maupun menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sementara itu, sikap yang menghambat mobilitas antara lain bersikap masa bodoh, tidak peduli dengan lingkungannya, dan pasrah dengan keadaan tanpa mau berusaha.
Dalam proses mobilitas diperlukan usaha untuk berjalan lebih cepat sehingga tujuan dari mobilitas sosial cepat terwujud. Sebenarnya sarana yang paling tepat digunakan adalah di bidang pendidikan. Akan tetapi, masih ada bidangbidang yang lain yang berpengaruh terhadap proses mobilitas. Bidang-bidang tersebut, antara lain: bidang ekonomi, sosial, dan hukum.
a) Bidang Ekonomi
Bidang ekonomi dapat dilaksanakan dengan peningkatan sarana-sarana ekonomi, seperti pembangunan pasar, perhubungan, dan pembangunan gedung-gedung sekolah yang memadai. Selain itu, peningkatan mutu dan kualitas siswa maupun mutu dan kualitas sekolah juga dibutuhkan sehingga akan terjadi pemerataan. Peningkatan anggaran pendidikan juga akan memengaruhi kemajuan di bidang pendidikan yang secara tidak langsung berpengaruh pada bidang ekonomi.
b) Bidang Sosial
Bidang sosial dapat dilaksanakan dengan pengentasan kemiskinan dan melaksanakan program anak angkat/anak asuh. Perbaikan sarana sosial juga berpengaruh terhadap kemajuan bidang sosial.
c) Bidang Hukum
Bidang hukum dapat dilaksanakan dengan penanggulangan KKN. Dengan adanya undang-undang yang ada maka diharapkan KKN bisa hilang dari bumi Indonesia.
Mobilitas membawa dampak positif maupun negatif. Mobilitas sosial juga memungkinkan seseorang menduduki jabatan yang sesuai dengan keinginannya. Akan tetapi, seseorang terkadang merasa tidak puas dan tidak bahagia karena impian yang diidamkan tidak semuanya tercapai dengan mudah. Menurut Horton dan Hunt, konsekuensi negatif dari mobilitas adalah kecemasan dari jabatan yang meningkat dan keretakan antar anggota kelompok.
Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .