Jamur Air
CONTOHTEKS.NET – Jamur air atau Oomycetes merupakan kelompok protista bersel tunggal yang berfilamen. Secara fisik, anggota-anggotanya mirip dengan fungi sehingga organism ini pernah dimasukkan sebagai anggota fungi. Bahkan hingga sekarang masih dilakukan kajian biologi tentang hal ini dalam studi Mikologi, yaitu cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang fungi. Oomycetes disebut sebagai jamur air karena kebiasaannya yang tumbuh dengan baik dalam kondisi kelembaban tinggi dan berair. Pada awal pengklasifikasian, Oomycetes ditempatkan sebagai kerabat jamur karena penampilannya yang mirip miselia. Namun meskipun begitu, ada beberapa ciri unik yang membedakan Oomycetes dengan jenis fungi lainnya. Jika diamati melalui mikroskop, terlihat bahwa benang-benang hifa dari Oomycetes tidak bersekat melintang dan dijumpai inti dalam jumlah yang banyak.
KLASIFIKASI ILMIAH OOMYCETES
- Kingdom : Protista
- Filum : Heterocontophyta
- Kelas : Oomycota
- Ordo dan Familia :
1) Lagenidiales
- Lagenidiaceae
- Olpidiosidaceae
- Sirolpidiaceae
2) Leptomitales
- Leptomitaceae
- Peronosporales
- Albuginaceae
- Peronosporaceae
- Pythiaceae
3) Rhipidiales
- Rhipidaceae
4) Saprolegniales
- Ectrogellaceae
- Haliphthoraceae
- Leptolegniellaceae
- Saprolegniaceae
CIRI UNIK OOMYCETES
- Oomycetes memiliki dinding sel yang tersusun dari selulosa. Hal ini berbeda dengan fungi yang tersusun dari kitin, sehingga Oomycetes lebih dekat pada alga dan tumbuhan.
- Dalam fase vegetatif dari pergiliran keturunan Oomycetes, sel-selnya memiliki inti diploid, sementara itu fungi memiliki inti haploid.
- Berdasarkan kajian biologi molekuler, Oomycetes ternyata berhubungan lebih dekat dengan alga coklat dan diatom daripada dengan fungi, sehingga digolongkan dalam filum Heterocontophyta. Nama ini berasal dari tahap sel motil (bergerak) yang memiliki 2 flagella yang tidak sama panjang.
- Beberapa anggota Oomycetes memproduksi spora aseksual yang disebut zoospora. Mereka juga memproduksi spora seksual yang disebut oospora.
- Oomycetes menghasilkan sel berflagela yang berguna untuk berenang di dalam air, sedangkan pada jamur yang lain tidak pernah menghasilkan flagela. Oleh karena itulah filum ini dimasukkan ke dalam Kingdom Protista.
PROSES REPRODUKSI JAMUR AIR
- Seperti pada organisme lain, jamur air berkembang biak secara aseksual dan seksual. Secara aseksual, jamur air mampu menghasilkan spora berflagel yang disebut “zoospora”, dan secara seksual, jamur air akan membentuk gamet jantan dan betina.
- Kemudian terjadilah proses fertilisasi dan terbentuklah zigot yang tumbuh menjadi oospora yang mempunyai dinding tebal.
- Pada waktu terjadi fase istirahat, dinding ini digunakan untuk perlindungan, kemudian oospora akan tumbuh menjadi benang-benang baru yang disebut hifa.
REPRODUKSI SEKSUAL PADA JAMUR AIR
- Reproduksi ini terjadi dengan cara oogami. Di dalam oogonium dibentuk sel telur, sedangkan di dalam anteridium tidak terbentuk sel sperma, tetapi terdapat banyak inti.
- Jika anteridium bersentuhan/menempel dengan oogonium akan menghasilkan saluran fertilisasi yang akan menembus oogonium dan menyediakan jalan bagi perpindahan inti.
- Pembuahan oosfer (sel telur) menghasilkan zigot. Zigot mempunyai dinding tebal dan tahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan, seperti udara dingin dan kekeringan.
- Zigot akan berkembang menjadi oospora. Setelah mengalami fase istirahat, intinya mengalami reduksi dan selanjutnya tumbuh menjadi individu baru. Dimana individu baru ini mula-mula berinti 4, tetapi selanjutnya berinti banyak.
- Selanjutnya zigot mengalami germinasi/ perkecambahan untuk terjadinya pembebasan zigot yang dapat mengalami pembelahan meiosis untuk menghasilkan individu-individu lainnya.
REPRODUKSI ASEKSUAL PADA JAMUR AIR
- Bermula dengan adanya sporangium (2n) yang berada pada ujung hifa yang terbentuk dari benang atau hifa yang membengkak. Di dalam sporangium tersebut, dihasilkan spora yang berflagella yang disebut zoospora (2n).
- Ketika zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan berkecambah dan tumbuh menjadi mycelium baru. Namun jika lingkungan yang tidak memungkinkan, maka Zoospora ini kemudian membentuk sista (2n) untuk bertahan hidup.
Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .