CONTOHTEKS
 

Unsur Instrinsik dan Unsur Sosial Dari Cerpen Nasihat Untuk Anakku

 

CONTOHTEKS.NET – Cerita pendek “Nasihat untuk Anakku” adalah karya ke-9 Motinggo Busye yang bernama asli Bustami Djalid.Cerita pendek ini menceritakan tentang banyak berubahnya keadaan dunia,perjuangan hidup,dan di cerita ini terdapat banyak nasihat.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai isi dan makna serta unsur yang ada dalam cerpen ini berikut isi dari cerpen “Nasihat untuk Anakku”

Ketika kau sudah dapat membaca nasihat ini, anakku. Tentu ayah telah pergi di ambil Tuhan selamanya damai di surga. Dunia ini memang terlalu kejam terhadap ayah. Setiap saat aku meninggalkanmu. Bukan ayah tidak menyayangimu. Tapi, tuntutan tugas yang berat membuat ayah tidak dapat memelukmu saban saat. Ayah tidak merangkulmu dengan damai.

Setiap aku pergi, aku selalu menyempatkan menulis catatan yang bertuah nasihat, supaya kelak kau dapat membacanya. Walaupun setiap ayah meninggalkanmu, kau sedang tertidur bersama air susu ibumu. Ayah selalu bermimpi, kapankah kau dapat kubawa sambil bekerja. Jika kau sudah dewasa suatu saat nanti, kau harus dapat melakukan sesuatu hal yang telah ayah lakukan.

Menurutku; pesawat-pesawat di negara ini telah tua renta, anakku. Tidak seperti pesawat milik negara-negara raksasa di barat. Negara kita hanya mampu membeli pesawat rongsokan. Kau bayangkan, anakku, pesawat-pesawat tua itu yang ayah kemudikan. Yang selalu ayah terbangkan di bawah langit bersama panasnya sinar matahari, anakku. Bukan ayah tidak ikhlas menerbangkan pesawat itu. Sungguh, ayah merelakan tubuh ini demi kepentingan orang banyak. Mereka butuh ayah. Biarpun, ayah takut jika suatu saat pesawat yang ayah kemudikan terjatuh di bumi dan hancur bersama puing-puingnya. Pun akan terbakar bersama api.

Apakah kau tahu kondisi tubuh ayah jika pesawat tua yang ayah kemudikan terjatuh dan hancur bersama bangkai pesawat? Tubuh ayah tidak akan berdaya saat itu. Ayah tidak akan sanggup memelukmu lagi. Pasti, kau dan ibumu akan menangis. Meratap. Dan kau juga ibumu akan mencari jasad ayah yang hangus terbakar.

BACA:  Apa yang Dimaksud dengan Akronim?

Pilot pesawat. Itulah profesi ayah. Sungguh, ayah suka pekerjaan ini. Jika kau menjadi seorang pemimpin di negeri ini, anakku. Kau harus membeli pesawat yang lazim dan layak untuk di terbangkan di udara, atau jika kau menjadi wakil rakyat suatu saat kelak. Jangan hanya menguburkan hartamu di atas penderitaan rakyat.

Kau jangan bunuh diri karena pemimpin-pemimpin di negeri ini tidak mampu mendengar bisikanmu, anakku. Bunuh diri adalah sifat pengecut dan memalukan. Tuhan selalu bersama orang yang benar. Kau jangan takut dengan hukum di negara kita, anakku. Sebab menurutku; hukum di negara kita sepertinya dapat dibeli dengan segudang uang. Kesalahan menjadi kebenaran, pun kebenaran menjadi kesalahan karena uang.

Hidup ini sangat pahit, anakku. Kau tentu belum mengecapnya. Jika kau memaki orang-orang yang sedang duduk di kursi-kursi atas nama rakyat, jangan kau katakan di depan mereka. Lebih baik kau menulis dalam lembaran-lembaran buku harianmu. Hingga tidak ada yang mengetahui jika kau telah memaki mereka. Bahkan, dalam buku harian kau dapat memaki Tuhan. Tak seorang pun yang dapat memarahimu, anakku.                      

Ayah yakin ketika kau membaca nasihat ini. Kau telah bisa bekerja apa saja. Tapi, kau jangan menjadi seperti ayah. Kau bisa bernasib sama seperti aku, jatuh bersama pesawat yang telah tua, anakku. Kau jadi guru saja, supaya dapat mengajar para penerus bangsa ini. Kau mengajar dan menekankan kepada murid-muridmu, jika korupsi adalah perbuatan hina dan durjana di hadapan Tuhan.

BACA:  Definisi Kalimat Majemuk Setara Adalah?

Anakku sayang, jangan kau mempublikasikan nasihat ini pada orang lain. Kau akan di tuduh menulis sesuatu yang salah. Bahkan, kau jangan memberitahukan isi nasihat ini kepada ibumu. Karena ayah ibumu (kakekmu) adalah seorang walikota ternama, aku takut ibumu tersinggung dan memukulmu dengan sebatang rotan. Dan kau akan menangis, anakku.

Kalau aku mengakhiri isi nasihatku ini. Aku punya usul; bagaimana kalau engkau jadi penyair saja? Kau bisa menulis apa saja pada sajak-sajakmu. Tapi kau jangan marah. Itu hanya usul saja. Aku tidak melarangmu jika cita-citamu ingin menjadi wakil rakyat, anakku. Tapi, kau harus menjaga diri ketika uang berlimpah berada di tanganmu. Wakil rakyat seharusnya merakyat, jangan tidur waktu sidang soal rakyat. Wakil rakyat bukan paduan suara. *)

Anakku sayang. Jika memang nasihat ini sebagai nasihat terakhir; izinkan aku menuliskan sebagian sajak-sajakku, sebagai kenangan untukmu sebelum tubuhku hangus bersama bangkai pesawat.

Daging tubuhku berlumur darah membeku
Asa sia-sia
Bibirku kelu
Tidak seorang pun menamakan aku pahlawan negeri ini
Asa cita-cita, bersama tubuh hangus
Dan hati terluka..

Unsur Intrinsik Cerpen “Nasihat Untuk Anakku”

Masalah yang ingin diungkapkan oleh pengarang adalah bahwa pada jaman ayahnya, pengarang itu tidak dihargai. Dengan membayangkan situasi yang dialami ayahnya tersebut, pembaca bisa mengambil kesimpulan bahwa menjadi seorang pengarang bukanlah pilihan yang terbaik. Seperti pada halaman 59 paragraf terakhir, teman dari ayahnya tidak dapat makan selama seminggu dan ia dibenci oleh seluruh keluarganya yang berpikiran realistis terhadap pekerjaannya. Jadi, ayahnya menyarankan anaknya untuk mencari pekerjaan yang lebih menguntungkan. Namun jika anaknya mempunyai mimpi untuk memiliki profesi lain dan menyesali pekerjaan tersebut, ia harus tetap memiliki tanggung jawab atas pilihannya. Seperti pada halaman 61 paragraf terakhir, ayahnya memberi pelajaran hidup bahwa manusia tidak bisa kabur dari masalah yang mereka miliki. Bunuh diri bukanlah jawaban dari semua masalah-masalah yang ada di dunia ini, namun manusia harus menikmati dan menjalankan kehidupan apa-adanya.

BACA:  Apakah Pengertian Hikayat? Sebutkan Pula Contohnya

Makna yang ingin disampaikan dari pengaranga  tetap menjadi orang optimis walaupun sang pengarang sedang menghadapi segala kesulitan yang menghadang. Sang pengarang juga tetap bersikap cerdas dengan menghadapi masalah yang dihadapinya. Salah satu arti kemerdekaan bagi para pengarang adalah untuk tetap menuliskan berdasarkan kebenaran. Tetapi karena menulis tentang kebenaran bisa mengakibatkan masalah kepada diri sendiri, para pengarang harus berani disalib atau digantung untuk suatu kebenaran.

Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .