Apa yang Dimaksud Dengan Homospora dan Heterospora?
CONTOHTEKS.NET – Tumbuhan paku, paku-pakuan, atau pakis-pakisan adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati (Tracheophyta) tetapi tidak pernah menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini melepaskan spora sebagai alat penyebarluasan dan perbanyakannya, menyerupai kelompok organisme seperti lumut dan fungi.
Tumbuhan Paku (Pteridophyta) adalah kelompok Plantae yang tubuhnya sudah berbentuk kormus atau sudah memiliki akar, batang dan daun sejati. Susun daun tumbuhan baku adalah menyirip seperti bulu. Reproduksi tumbuhan paku dengan spora yang disebut dengan Cormophyta berspora. Tumbuhan Paku (Pteridophyta) merupakan tumbuhan vaskuler (Tracheophyta) karena tumbuhan paku sudah memiliki pembuluh angkut xilem dan floem. Tumbuhan paku sudah dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Pakis. Tumbuhan paku sudah lama sejak masa Karboniferus yaitu sekitar 360 juta tahun silam.
Tanaman Paku banyak djumpai di alam di tempat yang lembab. Karena kelembaban itu dibutuhkan air untuk gerakan sperma secara khemotaksis ketemu ovumnya. Tanaman ini berkembangbiak secara vegetatif dengan spora dan terjadi fertilisasi secara silih berganti sehingga ia mempunyai kemampuan. Metagenesis Tumbuhan paku sudah mempunyai akar, berupa sistem perakaran serabut, maka dipastikan ia mempunyai berkas pengangkut xilem dan floem sehingga ia tergolong dalam kelompok tumbuhan Tracheophyta.
Metagenesis Daur Hidup
Tumbuhan paku adalah salah satu dari kelompok kingdom Plantae yang secara evolusi lebih maju dibandingkan Bryophyta (lumut). Tumbuhan paku sudah tergolong dalam Tracheophyta karena sudah mempunyai trakeid atau berkas pengangkut, baik xilem maupun floem. Selain akarnya sudah jelas dan membentuk sistem perakaran serabut. Secara keseluruhan paku dan lumut mempunyai persamaan yaitu adanya peristiwa metagenesis.
Metagenesis yaitu peristiwa pergiliran keturunan dari fase seksual ke fase aseksual ke fase seksual lagi sehingga membentuk daur/siklus.
Karakter Khas
Tumbuhan paku dewasa yang dijumpai di alam merupakan fase sporofit yang menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan seksual. Spora yang jatuh di tempat lembab akan tumbuh menjadi protalium atau prothallus yang merupakan fase gametofit yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau. Fase gametofitnya lebih pendek daripada fase sporofitnya. Fase sporoitnya berupa tumbuhan paku sendiri.
Dalam daur hidup tumbuhan paku dikenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase, yaitu fase gametofit dan fase sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang kemudian akan menjadi tumbuhan paku setelah terjadi fertilisasi.
Ciri-ciri tumbuhan paku ialah:
– Memiliki akar, batang dan daun (kormophyta berspora)
– Memiliki pembuluh angkut xilem dan floem
– Tumbuhan paku memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, dari tinggi sekitar 2 cm sampai 5 m
– Bentuk tubuh tumbuhan paku bervariasi seperti lembaran, perdu atau pohon seperti tanduk rusa
– Tumbuhan paku memiliki batang yang bercabang-cabang menggarpu atau berupa rizoma tumbuh dibawah permukaan tanah.
– Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan (metagenesis), dari generasi sporofit dan generasi gametofit. generasi sporofit adalah generasi penghasil spora dan gametofit adalah penghasil gamet
– Generasi sporofit memiliki hidup yang lebih lama dan memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan generasi gametofit
– Tumbuhan paku berhabitat darat terutama hutan hujan tropis dan ada juga sebagian di air
– Kutikula berada pada bagian luas
– Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya fotoautotrof
– Tumbuhan paku yang masih mudah, biasanya menggulung dan bersisik
Homospora dan Heterospora
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Tumbuhan paku homospora
Tumbuhan paku yang menghasilkan spora baik bentuk ukuran dan jenisnya sama, sehingga pada daun paku ukuran dan bentuk sporanya homogen Contoh: Lycopodium clavatum (paku kawat) dan Suplir (Adiantum cuneatum).
2. Tumbuhan paku heterospora
Paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yang berlainan.
3. Tumbuhan paku peralihan
Pada paku peralihan ini terlihat daunnya memproduksi spora dengan ukuran yang sama, namun ketika spora itu jatuh di tempat yang sesuai ternyata bisa menghasilkan prothalium yang berbeda, sehingga masing masing prothalium itu nanti ada yang bisa menghasilkan anteridium dan ada pula yang bisa menghasilkan archegonium. Contoh: Paku ekor kuda (Equisetum debile).
Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .