CONTOHTEKS
 

Jenis-jenis Erupsi dari Gunung Berapi

 

CONTOHTEKS.NET – Erupsi dapat didefinisikan sebagai peristiwa keluarnya magma dari dalam perut Bumi. Jadi, magma keluar melalui proses letusan atau erupsi gunung berapi. Apabila erupsi sering terjadi, maka magma akan membentuk lapis-lapis timbunan yang membuat gunung api menjadi bertambah semakin tinggi.

Jenis-jenis Erupsi dari Gunung Berapi

1. Berdasarkan Bentuk Lubang Keluarnya Magma

  1. Erupsi Linier. Melalui Retakan Magma dari dapur magma mengalir menyusup keluar melalui retakan memanjang pada kulit Bumi. Akibat erupsi ini terbentuk deretan gunung api.
  2. Erupsi Areal. Magma yang keluar dan meleleh pada permukaan Bumi dapat terjadi karena letak dapur magma yang sangat dekat dengan permukaan Bumi. Akibat erupsi ini terbentuk kawah gunung api yang sangat luas.
  3. Erupsi Sentral. Erupsi sentral atau biasa kita kenal sebagai letusan gunung api terjadi karena keluarnya magma melalui sebuah lubang di permukaan Bumi hingga terbentuk gunung yang letaknya terpisah dengan gunung-gunung lainnya.

2. Berdasarkan Kekuatan Letusan dan Kandungan Material yang Dikeluarkan

  1. Erupsi Eksplosif adalah erupsi atau letusan yang menyebabkan ledakan besar akibat tekanan gas magmatis yang sangat kuat. Material yang dikeluarkan bersifat padat dan cair. Akibat erupsi eksplosif terbentuk bentukan permukaan Bumi berupa danau kawah besar (eksplosif). Contoh: Danau Batur di Bali.
  2. Erupsi efusif adalah erupsi atau letusan yang tidak menimbulkan ledakan, karena tekanan gas kurang kuat. Pada proses ini material yang dikeluarkan adalah material cair atau sebagian besar lava dan sedikit material padat yang berukuran kecil. Contoh: Gunung Maona Loa di Hawaii.

3. Berdasarkan Kekentalan Magma, Tekanan Gas, Kedalaman Dapur Magma, dan Material yang Dikeluarkannya

  1. Letusan tipe Hawaii: terjadi karena lava yang keluar dari kawah sangat cair, sehingga mudah mengalir ke segala arah. Sifat lava yang sangat cair ini menghasilkan bentuk seperti perisai atau tameng. Contoh: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.
  2. Letusan tipe Stromboli: bersifat spesifik, yaitu letusan-letusannya terjadi dengan interval atau tenggang waktu yang hampir sama. Gunung api stromboli di Kepulauan Lipari tenggang waktu letusannya ± 12 menit. Jadi, setiap ±12 menit terjadi letusan yang memuntahkan material, bom, lapili, dan abu. Contoh: Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
  3. Letusan tipe Vulkano: mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta bahan-bahan padat dan cair atau lava. Letusan tipe ini didasarkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magmanya. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung Semeru di Jawa Timur.
  4. Letusan tipe Merapi: mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.
  5. Letusan Tipe Perret atau Plinian: sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan. Material yang dilemparkan pada letusan tipe ini mencapai ketinggian sekitar 80 km. Letusan tipe ini dapat melemparkan kepundan atau membobol puncak gunung, sehingga dinding kawah melorot. Contoh: Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 dan St. Helens yang meletus pada tanggal 18 Mei 1980.
  6. Letusan tipe Peele: biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus.
  7. Letusan tipe Sint Vincent: menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902.
BACA:  Jelaskan Perbedaan Kepekaan Hewan dan Tumbuhan Dalam Menanggapi Rangsang!

Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .