CONTOHTEKS
 

Asal Musik Goong Renteng

 

CONTOHTEKS.NET – Goong renteng adalah salah satu jenis kesenian tradisional di Kabupaten Kuningan yang memiliki keunikan tersendiri karena Goong renteng ini manakala sudah dibunyikan mempunyai arti tesendiri. Dan hanya dibunyikan pada saat-saat menyambut “tamu agung” atau tamu kehormatan yang memasuki lapangan upacara.
Menurut keterangan, Gamelan Kuno yang kini di kenal dengan ” Goong Renteng” teryata usianya sudah 2 abad atau 200 tahun. Pemilik gamelan ini adalah Abah Raksajaya penduduk Kelurahan Sukamulya Kecamatan Cigugur.Gamelan ini dibelinya pada tahun 1792 dari Buyut Anjun Pangeran Pagongan di Cirebon. Gamelannya terbuat dari bahan perunggu terdiri dari 34 buah goong kecil, 2 buah goong besar dilengkapi gambang dan dua buah kecrek perunggu.
Dalam perkembangannya sekarang ini, Goong renteng sewaktu-waktu tampil memeriahkan acara karnaval atau pawai alegoris pada peringatan hari besar nasional, acara hajatan, pesta dan keramaian lainnya sekaligus mengiringi kepergian tamu yang meninggalkan tempat acara. Khususnya dalam acara satonan, Goong renteng sangat diperlukan.
Instrumen Goong Renteng biasanya menyajikan lagu-lagu tradisi, seperti lagu Kebojiro/Papalayon sebagai penghormatan kepada tamu yang akan datang dan pada saat pulang, di susl kemudian lagu pangkur Bale Bandung Besar, Bale Bandung Kecil, Sisisr Ganda, Malang Totog, Sampyong, Tunggul Kawung, Randa Nunut, Rindik Subang, Panglima dan lagu ciptaan sekarang yang bisa disesuaikan.
Istilah ‘goong renteng’ merupakan perpaduan dari kata `goong’ dan ‘renteng’. Kata ‘goong’ merupakan istilah kuno (bahasa Sunda) yang berarti gamelan, sedangkan kata ‘renteng’ berkaitan dengan penempatan pencon-pencon kolenang (bonang) yang diletakkan secara berderet/berjejer, atau ngarenteng dalam bahasa Sunda.
Peralatan
Seperangkat kesenian goong renteng terdiri atas: 1 buah kendang (gendang) besar, 2 buah kulanter (gendang kecil), 16 buah bonang (gong kecil), 2 buah gong besar, dan 3 lembar kecrek. Gendang terbuat dari kayu dan kulit, bonang dan gong terbuat dari perunggu, dan kecrek terbuat dari besi. Peralatan tersebut masing-masing mempunyai fungsi tersendiri.Gendang misalnya, ia berfungsi sebagai pengatur tempo. Gong besar berfungsi sebagai penutup lagu dan sekaligus pemuas rasa. Kemudian, kecrek berfungsi sebagai penambah sari irama; dan bonang berfungsi sebagai melodi.
Pemain dan Busana
Jumlah pemainnya ada 3 orang dengan rincian: 3 orang sebagai penabuh bonang, 1 orang sebagai penabuh gendang, 1 orang sebagai penabuh gong besar, dan 1 orang sebagai penabuh kecrek. Ke-6 pemain tersebut semuanya lelaki. Dalam suatu penyajian atau pergelaran, mereka mengenakan pakaian khas Sunda yang berupa pangsi dan iket.
Pementasan
Pementasan kesenian goon renteng ini bisa dilakukan pada ruang terbuka atau tertutup. Hal itu bergantung pada pemintaan dan tempatnya memungkinkan. Adapun bentuk sajiannya berupa karawitan gending. Pementasan diawali dengan penyajian tabuhan jiro dan angkatan. Setelah itu, baru dilantunkan lagu-lagu dalam bentuk instrumental. Banyak judul lagu yang dinstrumentalkan, antara lain: bongkang, kangkangkot, jangjang odeng, keupat hayam, dan poek-poek ludeung.

BACA:  Perbedaan Teks Dongeng dengan Teks Anekdot

Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .