CONTOHTEKS
 

Daur Hidup Angiospermae

 

CONTOHTEKS.NET – Hampir sebagian besar orang menyukai bunga. Bisa dikatakan jika bunga adalah jenis tanaman yang sukses. Mengapa dikatakan demikian? Hal ini karena bunga memiliki beragam warna dan bentuk dengan tampilan yang indah dipandang mata. Jika kalian adalah salah satu pencinta bunga, maka kalian perlu mengenal lebih dekat tentang tanaman berbunga atau dalam ilmu biologi dikenal dengan istilah Angiospermae.

Angiospermae atau tanaman berbunga adalah tanaman yang paling melimpah dan beragam di bumi. Penamaan Angiospermae sendiri diambil dari penggabungan 2 kata dalam bahasa Yunani kuno, yaitu ‘angeion‘ yang artinya ‘penyangga’ atau ‘pelindung’ dan ‘sperma‘ yang artinya ‘biji’ atau ‘benih’. Istilah ini pertama kali diperkenalkan di tahun 1690 oleh Paul HermannAngiospermae merupakan salah satu dari divisi dalam kingdom Spermatophyta yaitu sebuah kingdom untuk jenis tumbuhan berbiji.

Angiospermae berevolusi dengan mengalami beberapa adaptasi reproduksi yang telah memberikan kontribusi bagi keberhasilan mereka. Seperti semua tumbuhan vaskular, siklus hidup mereka didominasi oleh generasi sporofit. Bunga sebenarnya adalah modifikasi daun dan batang untuk mendukung sistem pembuahan tertutup. Sistem pembuahan tertutup ini juga menjadi ciri khasnya yang lain.

BACA:  Proses Masuknya Udara ke Paru-Paru

Ciri Khas Angiospermae

Sebelum membahas tentang daur hidupnya, maka kita perlu mengenali ciri khas dari Angiospermae terlebih dahulu untuk lebih memudahkan pemahaman. Ciri khas ini mengarah pada bagian-bagian dari Angiospermae yang terdiri dari:

  1. Bunga. Bunga menjadi ciri yang paling nyata dan membedakannya dari kelompok tumbuhan berbiji yang lain. Bunga membantu kelompok tumbuhan ini memperluas kemampuan evolusi dan ekologisnya sehingga membuatnya sangat sesuai untuk hidup di daratan.
  2. Benang sari. Benang sari (stamen) jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi serupa pada tumbuhan berbiji terbuka. Benang sari telah berevolusi untuk dapat beradaptasi dengan penyerbuk dan untuk mencegah pembuahan sendiri. Adaptasi ke arah ini juga memperluas jangkauan ruang hidupnya.
  3. Ukuran gametofit jantan saat tereduksi. Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan hanya terdiri dari 3 sel) sangat membantu dalam mengurangi waktu antara penyerbukan, di saat serbuk sari mencapai organ betina, dan pembuahan. Selang waktu normal antara kedua tahap tersebut biasanya berlangsung antara 12-24 jam.
  4. Ukuran gametofit betina saat tereduksi. Sebagaimana pada gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat berkurang menjadi hanya 7 sel dan terlindung dalam bakal biji. Ukuran yang mengecil ini membantu mempercepat perkembangan hidup tumbuhan.
  5. Karpela yang menutup rapat bakal biji. Karpela (daun buah) rapat membungkus bakal biji (ovulum) sehingga mencegah pembuahan yang tidak diinginkan. Sel sperma akan dikontrol oleh putik untuk membuahi sel telur (ovum). Setelah pembuahan, karpela dan beberapa jaringan di sekitarnya juga akan berkembang menjadi buah. Buah berfungsi adaptif dengan melindungi biji dari perkecambahan yang tidak diinginkan dan membantu proses penyebaran ke wilayah yang lebih luas.
  6. Endosperma. Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas Angiospermae yang sangat mendukung adaptasi karena melengkapi embrio atau kecambah dengan cadangan makanan dalam perkembangannya. Secara fisiologis, endosperma juga memperkuat daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan muda dalam perkembangannya.
BACA:  Apakah yang Dimaksud Dengan Lingkungan Sosial?

Daur Hidup Angiospermae

Siklus-Hidup-Angiospermae-342x400

Berdasarkan gambar di atas maka daur hidup Angiospermae dapat diuraikan sebagai berikut:

BACA:  Sistem Transpor Membran Sel

*****

Jadi, berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain:

Artikel ini dikunjungi dengan topik . Baca juga artikel menarik lainnya .